Social Media

Show, don't tell!

Daripada Galau Belum Punya Pasangan, Mending Lakukan Hal Bermanfaat Ini

Usia Sudah Matang, Tapi Kenapa Jodoh Belum Kunjung Datang? — Saya hidup di sebuah negara yang kurang menguntungkan dan berpihak pada perempuan. Ada banyak diskriminasi dan juga label yang diberikan, apabila perempuan tidak ‘mengikuti’ pakem atau standar yang telanjur mengakar. Salah satunya adalah tentang jodoh atau pasangan.


Hampir setiap tahun, komedi gelap tentang pasangan atau status single (jomlo) jadi bahan olok-olokan. Dari orang biasa sampai seleb pun tidak pernah ketinggalan membuat candaan terhadap status single seseorang. Padahal, apa masalahnya sih sendirian?


Dulu, saya pernah ada di posisi ngarep punya pasangan, sampai akhirnya pasrah dan kadung nyaman sendirian. Mau pergi atau melakukan sesuatu yang saya suka, tidak perlu pakai izin seseorang. Saya masih bebas melakukan semua hal tanpa terkekang dan pastinya terbebas dari tuntutan.


Saya tidak berkewajiban untuk mengabari seseorang tentang situasi atau kondisi saya sekarang. Saya tidak perlu repot mengkhawatirkan orang selain saya. Saya juga bisa jalan dengan siapa saja kapan saja, tanpa perlu dicurigai atau dituduh macam-macam.


Hanya saja, balik ke opening di atas. Saya hidup di sebuah negara yang sangat tidak memberi ruang terbuka pada perempuan. Di mana saya (seakan) tidak boleh nyaman sendirian. Saya dilarang untuk tak acuh pada status ‘BELUM KAWIN’ pada kartu tanda penduduk saya. Padahal urusan kawin dan tidak kawin, kan, bukan urusan negara. 


Daripada Galau Belum Punya Pasangan, Mending Lakukan Hal Bermanfaat Ini  


Maksud dari tulisan ini adalah bukan mengajak kamu semua untuk ikut merana dan meratap, ‘Ya Tuhan, kenapa sih jodohku belum datang juga?’. Tapi mengisi kekosongan atau kesendirian kamu dengan suatu hal yang positif. Saya yakin pasti akan berguna hari ini dan nanti.


Jangan habiskan waktu dengan menggalau sepanjang hari sambil share kutipan-kutipan bernada motivasi atau menguatkan diri, ya. 


1. Upgrade Kualitas Diri



Daripada sibuk mengasihani diri, kenapa tidak coba meningkatkan kualitas diri? Lakukan demi dirimu sendiri, bukan karena semata untuk ‘menarik’ jodoh agar semakin dekat dengan kamu. Dengan meningkatkan kualitas diri, kamu jadi bisa membenahi hal-hal yang mungkin masih minus di diri kamu.


Cari informasi mengenai webinar berkualitas dan ikuti. Perbanyak menonton film atau dokumenter bagus. Daripada sibuk berghibah dan mengomentari hidup orang di media sosial, coba benahi hal yang masih berantakan di dirimu. 


2. Lingkup Pertemanan Menyempit? Santai!



Circle pertemanan kamu sudah mengerucut? Tidak masalah. Akan jadi masalah kalau kamu drama dan memperpanjang pertanyaan mengapa satu persatu temanmu pergi.


Semakin dewasa, kita akan semakin bisa memfilter orang-orang yang layak bergaul dan diajak berbagi. Karena tidak semua orang bisa melakukan itu. 


Jadi, apabila saat ini kamu hanya memiliki beberapa saja orang yang bisa kamu hubungi, yang bisa mendukung dan tidak ada hanya saat kamu bahagia saja, seharusnya kamu bersyukur. 


3. Bungkam Mulut Kenyataan Dengan Prestasi



Tenang! Saya tidak menyuruh kamu serta merta menjuarai maraton atau kompetisi semacamnya. Saya hanya ingin mengajak kamu membuat sebuah daftar mengenai hal yang perlu kamu lakukan dan bisa memperbaiki kualitas hidup kamu. Salah satunya adalah bangun pagi.


Siapa bilang bisa bangun pagi bukan prestasi? Menurut Dr Tan Shot Yen, alarm tubuh akan otomatis nyala secara alami. Jadi, bukan oleh jam weker yang bunyinya kadang bikin kaget luar biasa.


Nah, cuma ada beberapa tipe orang yang memang agak sulit mendengarkan alarm yang dibunyikan tubuhnya sendiri. Saya termasuk kok. Haha. Jadi cara memperbaikinya adalah mulai biasakan diri untuk bangun lebih pagi dari biasanya. 


4. Perbanyak Kegiatan Positif



Saat pandemi begini, semua aktivitas berubah. Termasuk jam kantor dan kegiatan yang sebelumnya sesuai jadwal. Semuanya jadi serba tidak pasti. Apalagi buat kamu yang WFH atau sudah melakukan semuanya di rumah/di kost saja seperti saya.


Mungkin beberapa waktu lalu kamu merasa hampir setengah waras karena sudah mulai sumpek dengan situasi yang saat ini terjadi.


Maka, inilah saatnya memulai kegiatan positif dan melakukannya terus menerus. Mulai dari belajar masak, mengompos (ini saya masih belajar teorinya juga haha), olahraga hingga membaca.


5. Berdamai Dengan Diri Sendiri



Sudahkah kamu berdamai dan selesai dengan dirimu sendiri? Apakah kamu memiliki hubungan yang baik dengan dirimu atau inner child yang ada dalam dirimu? Jika belum, sebaiknya selesaikan dulu.


Mereka yang belum selesai atau berdamai dengan diri mereka sendiri biasanya cenderung akan terus menyalahkan keadaan, kondisi dan ‘tantrum’ dengan hal-hal kecil. Sederhananya, orang dengan situasi ini akan lebih menjadi toxic people di masa depan.


6. Tinjau dan Perbaiki Hubungan Spiritual



Saya bukan orang yang religius. Tapi saat merasa isi gelas saya sudah hampir habis, saya tahu kapan waktu yang tepat untuk mengisinya. Yang saya sebut hubungan spiritual ini terlepas dari apapun keyakinan dan agama yang kamu percaya, ya. 


Namun, maksud saya memperbaiki hubungan spiritual bukan semata karena ingin minta diberi jodoh saja. Karena hubungan dengan Sang Pencipta sangat personal, saya rasa kamu lebih tahu maksud dan tujuan kamu berkomunikasi dengan-Nya. 


7. Luaskan Sudut Pandang, Biar Nggak Galau Sepanjang Jalan



Mungkin tidak semua, tapi seringnya orang-orang yang mengerdilkan kualitas sendiri dan kehilangan kepercayaan dirinya saat tak memiliki pasangan adalah karena point of view yang sempit. Jadi, coba sekarang lebarkan sudut pandangmu dan lihat betapa luas dunia ini.


Coba lihat betapa banyak hal yang dapat kamu lakukan saat masih bertatus sendiri. Memang benar bahwa jodoh atau pasangan harus diupayakan, namun menurut saya, semuanya tetap kembali pada seleksi alam dan faktor cocok dan tidak cocok.


Daripada memaksakan kebersamaan dengan orang yang mungkin tidak berkualitas dan malah bikin hidup kamu makan ati sepanjang hayat, apa tidak sebaiknya bersabar sambil melakukan hal bermanfaat seperti contoh di atas?


rgrds/hl

Cara Mengenal Diri dan Potensi Sendiri


Mungkin kamu pernah mengalami saat sedang melihat kesuksesan orang lain dan bergumam, ‘Kok gue nggak bisa ya kayak dia?’. Atau, mungkin saat melihat pencapaian saudara kamu sendiri dan kamu berpikir, ‘Dia aja bisa begitu, kenapa gue nggak?’. 


Apabila kamu pernah membanding-bandingkan dirimu sendiri dengan orang lain, tenang saja, kamu tidak sendiri. Saya juga pernah melakukan hal tersebut kok. Hanya saja, semenjak memasuki usia saya yang semakin berkurang ini, saya semakin mengurangi intensitas ‘membandingkan’ diri sendiri.


Saat itu saya sadar, saya mungkin tidak akan bicara seperti itu apabila saya mengenali diri sendiri. Kenapa? Sebab saat saya kenal sama diri sendiri, saya tahu bagaimana cara untuk memaksimalkan potensi. 


Makanya, di artikel ini, saya akan coba memberikan informasi mengenai cara agar kamu bisa mengenali diri sendiri. Siapa tahu setelah kamu melakukan itu, kamu jadi bisa lebih memaksimalkan potensi di diri kamu.


Cara Mengenal Diri dan Potensi Sendiri


1. Keluar Dari Zona Nyaman



Itu bukanlah penggalan lirik Fourtwnty, ya. Tapi memang sebuah saran untuk kamu bisa mengenali diri sendiri. Biasanya saat kamu mengerjakan aktivitas yang itu-itu saja, tidak ada lagi tantangan yang bisa kamu jawab.


Kemampuan kamu memecahkan sebuah masalah atau menghadapi risiko pun berkurang. Nah, saat kamu keluar dari zona nyaman, hal tersebut bisa menantang kamu untuk melakukan hal yang diluar kebiasaan kamu.


2. Bersiap Dengan Risiko



Tentu saja, risiko akan selalu kamu hadapi. Entah kamu keluar dari zona nyaman atau tetap tinggal di zona nyaman selamanya. Hanya saja, jika kamu berencana keluar dari zona tersebut, maka siapkan dirimu untuk setiap risiko (terburuk) yang mungkin harus kamu hadapi.


Kedua poin ini sangatlah berhubungan. Ada banyak orang yang menghindari keluar dari zona nyaman karena tidak siap dengan risiko tak mengenakan yang mungkin mereka hadapi. Namun, ini adalah salah satu proses penting untuk mengenal diri sendiri. 


3. Menerima Kekalahan dan Belajar Dari Kegagalan



Siapa yang suka dengan kekalahan? Apalagi jadi orang yang gagal? Saya yakin hampir semua orang. Sebab biasanya kekalahan dan kegagalan bisa membuat kamu larut dan tak berdaya untuk bangkit lagi.


Tidak sedikit yang mengalami trauma ringan hingga serius. Saya pernah juga kok mengalami itu. Akan tetapi, sebaiknya kamu tidak terlalu lama berkutat dengan rasa sedih. Meski jika memang kamu memerlukan itu untuk sementara waktu, ya tidak apa. Sedih, kecewa, marah dan berduka juga adalah bentuk emosi yang perlu dirasakan manusia. 


Percayalah pengalaman kalah dan gagal bisa membuat kamu justru semakin tinggi dan memiliki semangat lebih besar dari biasanya. Tidak jarang juga, sudut pandang kamu menjadi lebih luas dan menyikapi peristiwa tersebut dengan bijak. 


4. Buat Artikel Tentang Diri Kamu Sendiri



Waktu saya masih sekolah dulu saya sering melakukan hal ini. Membuat sebuah tulisan yang isinya hanya pujian terhadap diri sendiri. Sedikit narsis namun saya tidak berusaha melebih-melebihkan. Tulisan itu juga hanya untuk jadi konsumsi saya sendiri, tidak untuk dipublikasikan.


Dalam proses penulisan itu, saya pun jadi sadar bahwa ada banyak hal yang kadang saya lupakan tentang diri saya sendiri. Misalnya adalah kekuatan dan kelebihan yang ada pada diri saya. Sebab biasanya, saya hanya fokus pada apa yang kurang atau kelemahan saya yang rasanya terlalu banyak.


Dengan membuat artikel atau tulisan tentang diri sendiri, kita jadi bisa meninjau seberapa banyak atau dalamkan kemampuan kita. Apa saja sifat buruk dan baiknya. Apa saja yang bisa dilakukan agar kelebihan kita bisa jadi sesuatu yang dilihat dan dihargai orang.


5. Berdamai Dengan Masa Kecil



Kamu pernah mendengar atau tahu apa itu inner child? Untuk sebagian besar orang inner child mereka cukup berpengaruh sebab masih memberikan reaksi lho. Inner child merupakan sisi kepribadian manusia yang masih tertinggal dan terbawa hingga dewasa.


Kepribadian ini terasa seperti anak kecil atau sisi kekanak-kanakan yang sering terlihat dalam diri. Inner child terbentuk dari sebuah peristiwa traumatis atau kejadian tak terlupakan yang mempengaruhi setiap keputusan atau cara pandang.


Biasanya, seseorang yang masih memiliki inner child akan menyikapi sebuah situasi atau kondisi dengan meledak-ledak, cenderung mudah marah atau tersinggung dan tidak jarang bisa dengan enteng memutus relasi dengan seseorang.


Jika seserius ini, sebaiknya kamu datang pada dokter untuk langsung berkonsultasi. Namun, kamu masih bisa lakukan sendiri jika memang inner child kamu tidak terlalu mengganggu. Tapi bagaimana bisa kita tahu? Kan, sudah tidak ingat juga. 


Mungkin benar kamu sudah tidak ingat. Tapi, ketahuilah bahwa tubuh merekam dan mengingat dengan baik semua kejadian selama kamu hidup. Terutama sesuatu yang menimbulkan rasa sakit dan bahagia. 


Cara mengenali diri sendiri satu ini mungkin memang terasa emosional dari yang lain. Sebab proses untuk menyembuhkan inner child bisa jadi panjang dan memerlukan banyak waktu. Namun, perjalanan tersebut akan sangat personal. Sebab kamu jadi lebih bisa mempelajari dirimu sendiri. 


Masing-masing orang masih memiliki inner child dalam diri mereka. Hanya saja kondisinya tentu berbeda. Jika kamu ingin berdamai dengan dia, coba jawab pertanyaan saya ini. Apakah kamu sering menyapanya setiap pagi? Apakah kamu sudah menerimanya sepenuh hati?


Dengan menyadari kalau kamu punya inner child dalam diri akan membuat kamu lebih peduli dan perhatian. Sadari jika ada seseorang dalam dirimu yang perlu diterima dan dicinta.


Tidak ada salahnya menyisihkan waktu untuk berdialog dengan versi kanak-kanakmu. Katakan padanya bahwa waktu sudah berlalu dengan cepat. Kini kalian sudah dewasa dan hidup di masa kini dengan lebih baik.


Dengan mengabaikan inner child kamu mungkin sedang mewariskan rantai setan tersebut pada generasi selanjutnya. Hentikan rantai derita tersebut hanya di dirimu saja. Caranya? Sadari, akui, terima dan cintai dia apa adanya. 


Kunci Sukses Menjadi Penulis Populer di Era Digital

Ketika paltform digital mulai merebak seperti dua tahun belakangan, ada banyak penulis (dadakan) yang kemudian mencoba peruntungan. Meski tren menerbitkan sendiri atau self publishing pernah juga populer, namun menulis di sebuah platform seakan menjadi tantangan.


Mencoba berbagai aplikasi atau platform menulis berdasarkan jumlah pengunduh atau ulasan di penyedia apps. Hasilnya? Tentu kamu tahu dan mengenal platform sejenis seperti Wattpad, Storial, Kwikku, NovelToon/MangaToon hingga Dreame/Innovel.


Dari beberapa paltform tersebut muncul nama-nama baru dan kisah sukses mereka yang mampu mengumpulkan pundi-pundi hingga ratusan juta. Kisah sukses itulah yang kemudian menginspirasi beberapa rekan penulis (dan saya sendiri) untuk mencoba peruntungan yang sama. 


Meski tentu saja, memulai sekarang rasanya jauh lebih sulit untuk mendapatkan pembaca atau fans yang loyal dan bisa setia pada cerita yang kita jual di sana.


Namun, semuanya tidak akan pernah kita tahu jika tidak mencobanya bukan. Makanya, mari simak kunci sukses menjadi penulis populer di era digital berikut ini. Tipsnya bisa kamu aplikasikan langsung lho!



Kunci Sukses Menjadi Penulis Populer


1. Tekun


Ketekunan dalam menjalani profesi ini memang sangat diperlukan. Sebab kamu akan menghadapi sejumlah tantangan diantaranya adalah menghasilkan sebuah karya yang bisa meraih banyak pembaca.  


2. Berani Beda


Siapa bilang jadi penulis harus selalu mengikuti selera pasar? Jika kamu bisa melakukan hal yang dilakukan oleh Dee Lestari atau Andrea Hirata yang tetap konsisten dengan tema dan gaya penulisan ala mereka, kenapa kamu tidak? 


Oke, di sini kita bicara fakta. Untuk awal mendapatkan pembaca, kamu bisa mengikuti arus pasar dan membuat fans kamu mengenal karya kamu. Setelah kamu bisa mengumpulkan massa, maka kamu bisa menunjukan sisi kamu yang sebenarnya.


3. Menjajal Platform Berbeda


Berdasarkan pengalaman sendiri, tiap platform memiliki tema dan jumlah pembaca yang memiliki selera yang berbeda. Maka, tidak ada salahnya lho untuk kamu menjajal platform tersebut. Hingga nanti kamu bisa menemukan sebuah rumah yang cocok bagi naskah kamu.


4. Jangan Merasa Sudah Hebat


Meski sebelumnya kamu adalah seorang penulis, tapi platform menulis digital adalah rimba baru untuk kamu. Kosongkan gelasmu sebelum masuk ke sana agar kamu bisa menimba dan menggali ilmu baru. Mungkin kamu pernah menaklukkan penerbitan mayor. Tapi siapa sangka, di platform digital kamu bisa jadi anak bawang.


5. Nikmati Proses


Setelah mengunggah satu karya kamu sudah berpikir bahwa kamu bisa segera panen rupiah? Jangan harap. Sebab, cara kerja di platform digital tidaklah demikian. Apalagi masing-masing platform digital punya aturan main yang berbeda. 


Makanya, buat kamu yang merasa tidak bisa sabar dan hanya ingin hasil instan, saran saya jangan nulis di platform digital. Mungkin kamu bisa melirik profesi lain saja.


Sesungguhnya tidak ada hal yang benar-benar bisa menjadi kunci sukses bagi seseorang yang bercita-cita ingin menjadi penulis. Terlebih jika dia hanya aji mumpung atau mengikuti tren yang sedang berlangsung. Saya contohnya.


Segala proses dan plus minusnya pasti kamu rasakan. Apalagi kalau kamu tidak beken-beken banget kayak saya ini. Haha. Mengharap cepat tenar hanya dari satu karya yang mungkin bisa ditemukan di pasaran tanpa menonjolkan hal yang berbeda mungkin agak sulit.


Seperti yang sudah saya singgung tadi, jika kamu tidak sabaran dan ingin buru-buru membuahkan hasil, sebaiknya jangan berharap banyak. Atau kamu juga boleh pilih profesi lain untuk dijalani.


Mau Pakai Pembalut Model Apapun, Pastikan Kamu Peduli Dirimu dan Lingkungan Sekitar

Beberapa waktu lalu saya memutuskan untuk beralih dari penggunaan pembalut sekali pakai ke menstrual cup. Sebenarnya keputusan saya tersebut sudah melalui sebuah kontemplasi panjang dan riset dari berbagai sumber. Entah dari situs beberapa brand hingga experience beberapa orang yang sudah menggunakannya lebih dulu. 


Hanya saja saat itu saya masih mempertanyakan diri saya. Saya ingin beralih ke menscup hanya karena mengikuti tren atau memang niat untuk menjaga diri sendiri? 


Di artikel ini saya akan share pengalaman saya sendiri mengapa akhirnya saya beralih dari pembalut sekali pakai ke menstrual cup.


Mau Pakai Pembalut Model Apapun, Pastikan Kamu Peduli Dirimu dan Lingkungan Sekitar



Sejak mendapatkan menstruasi pertama, saya tidak pernah suka menggunakan pembalut sekali pakai. Bunyi gesekan plastik di bawah sana dan alergi yang ditimbulkan di kulit paska menstruasi membuat saya kadang ‘tersiksa’ saat si bulan datang. 


Waktu itu, saya belum terlalu akrab dengan pembalut kain maupun tampon. Saya cuma tahu satu-satunya yang bisa menyerap darah ya si pembalut yang dijual di pasaran ini. Selain mudah didapat, harga yang dijual juga masih ‘terjangkau’ untuk sekali periode menstruasi. 


Saya belum terlalu sadar bahwa sampah plastik yang menggunung bekas pembalut perempuan di seluruh dunia ini sudah sedemikian memprihatinkannya. Sampai kemudian saya melihat sebuah status Leonardo DiCaprio terkait gunung sampah terbesar di dunia yang tak lain adalah TPA Bantar Gebang Bekasi.


Bangga dimention Mas Jack?? Nggak sama sekali. Malu yang ada.


Pengalaman Menggunakan Menstrual Cup



Dari situlah akhirnya saya mulai sedikit demi sedikit tergerak untuk ‘diet plastik’. Mulai dari membeli sedotan stainles, bawa botol minum sendiri sampai bawa kantong belanja sendiri saat ke supermarket atau pasar. Meski masih suka bolong dengan beli air botol kemasan saat kelupaan bawa air, tapi saya tetap berusaha untuk meminimalkan penggunaan sampah plastik saya.


Kemudian saya pun melihat sebuah ulasan mengenai menstrual cup dari Sacha Stevenson, Sisilsm, Agnes Oryza sampai akhirnya yang paling baru adalah Titan Tyra. Makin mantaplah saya untuk mencoba menggunakan menstrual cup.


Untuk beralih dan terbiasa menggunakannya tentu saja tidak mudah. Mengingat menstrual cup tersebut harus saya masukkan ke dalam sana dan tentu saja butuh perjuangan ekstra.


Ada rasa aneh bahkan sakit, karena saya awalnya cukup terintimidasi dengan mulut menscup yang besar dan lebar. Namun, dengan sedikit bantuan dari lubrikan, semuanya jadi lebih mudah. Terutama di percobaan selanjutnya. 


Tidak ada lagi perasaan horor dan sakit saat memasukan menscup ke sana. Semuanya karena saya sudah lebih hafal dan mengenali tubuh saya sendiri. Saya bisa dengan mudah merelaksasi diri dan pikiran agar menscup tersebut bisa terpasang dengan benar. Memang, semuanya harus penuh dengan pengorbanan.


Karena sifat menstrual cup adalah menampung dan bukan menyerap darah makanya saya jadi tahu bahwa darah menstruasi tidak se-amis dan se-bau saat saya masih menggunakan pembalut. Saya juga jadi tahu volume darah saya di hari pertama, kedua sampai terakhir menstruasi. Senang sekali bisa lebih kenal sama tubuh sendiri.


Pilihan Berbeda Untuk Tiap Orang



Saya tahu, tidak semua orang bisa dengan mudah dan begitu saja beralih dari pembalut sekali pakai ke menstrual cup atau pembalut kain. Apalagi bentuk menstrual cup yang terlihat mengintimidasi dan memiliki potensi merusak selaput dara bisa langsung meruntuhkan mental sebagian besar perempuan Indonesia yang masih menyanjung tinggi perihal keperawanan.


Saya juga paham bahwa kehadiran menstrual cup yang bisa menjadi opsi yang bagus untuk sebagian besar perempuan (Thank God, saya salah satunya) tidak bisa berlaku juga untuk beberapa perempuan dalam kondisi khusus, salah satunya adalah vaginismus.


Namun saya berharap, apapun pilihan model pembalutnya, kamu dan saya bisa lebih sadar akan risiko dan apa kelebihannya untuk diri sendiri hari ini dan di masa depan. Semoga kita bisa lebih bijak. 


rgrds/hl


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan

Siapa nih diantara kamu yang suka mengabaikan pentingnya me time atau aktivitas dengan diri sendiri? Padahal kegiatan bersama diri sendiri sama pentingnya dengan kegiatan nongkrong atau hura-hura bersama teman dan sahabat kamu lho.


Mengapa? Sebab saat me time biasanya kamu bisa berkontemplasi dan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk dirimu sendiri. Buat kamu yang sering bingung buat menghabiskan akhir pekan, siapa tahu beberapa kegiatan me time ini bisa kamu praktikkan.


Dari sederet kegiatan tersebut kamu juga akan semakin sadar betapa pentingnya me time ini sebab bisa membantu menjaga kesehatan mental kamu. Bersamaan dengan peringatan World Mental Health 2020 yang jatuh di hari ini, makanya saya sengaja membuat tulisan ini.


Yuk, disimak apa saja kegiatan me time yang bisa kamu lakukan di akhir pekan. Siapa bilang sendiri tidak bisa seru-seruan?


Sederet Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan


1. Piknik Singkat


https://cuteandlittle.com/

Siapa diantara kamu yang hobi traveling atau berkunjung ke tempat-tempat baru atau yang belum pernah didatangi? Nah, salah satu kegiatan satu ini bisa jadi kegiatan me time yang menyenangkan lho. Saya juga sering melakukannya dulu.


Nggak harus ke tempat yang jauh dan baru juga sebenarnya. Tapi, bepergian seorang diri menurut saya menjadi salah satu hal yang bisa sangat menyenangkan. Entah pergi ke bioskop, makan di tempat enak, ke galeri lukisan, perpustakaan kota dan lain sebagainya.


Karena situasi sedang pandemi, maka kamu bisa buat agenda piknik singkat kamu ini dengan berjalan-jalan di sekitaran komplek rumah kamu sambil relaksasi. 


2. Baca Buku Bagus


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://metro.co.uk/

Siapa bilang akhir pekan cuma bisa dipakai malas-malasan? Weekend gini juga bisa kamu pakai untuk menambah ilmu dan pengetahuan lho. Misalnya dengan membaca buku bagus nan inspiratif karya penulis favorit kamu.


Kalau saya saat ini lagi pengin banget ngelarin bukunya Dr. Tan Shot Yen yang berjudul ‘Saya Pilih Sehat dan Sembuh’ yang kemarin dapet harga flash sale di Gramedia. Mungkin kamu punya buku incaran yang pengin cepat dikelarin.


Apabila diantara kamu ada yang suka malas kalau baca buku di hari biasa karena banyak distraksi, maka kini saatnya membaca buku tanpa gangguan sama sekali. Kalau perlu, alihkan ponsel kamu ke mode silent biar bisa lebih fokus. 


3. Nonton Film / Serial


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://tstand.com/

Semenjak pandemi, ada banyak kegiatan yang semula sulit kita lakukan, jadi hal yang kini dengan mudah kita nikmati. Salah satunya adalah maraton nonton film atau drakor favorit. 


Saya saja yang tadinya nggak begitu ngeh sama beberapa judul drakor keren, kini malah sudah menyelesaikan beberapa. Ulasan nya juga sudah dibuat di sini.


Meskipun jujur, selama di kost saja, saya juga sudah mulai rentan stres dan bosan. Tapi pilihannya kan ada di diri saya sendiri untuk mengatasinya.


Selama saya mencoba bertahan itulah saya menemukan banyak film dan serial keren yang sempat terlewat. Entah via Netflix, Vidio, Viu, Disney+ Hotstar dan lainnya.


Kalau kamu suka nonton film apa?


4. Eksperimen Memasak


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://www.gannett-cdn.com/

Jika dulu kamu banyak alasan untuk belajar masak atau berekspresi di dapur, maka me time kali ini cobalah untuk beratraksi di sana.


Kamu bisa membuat kreasi masakan sederhana yang ingin kamu coba. Beberapa resep bisa kamu sontek di sini, ya. 


Selain bisa me time, kamu juga bisa meningkatkan potensi diri kamu lho. Mungkin satu atau dua kali percobaan masakan kamu rasanya masih belum sempurna. Tidak apa-apa. Namanya juga belajar.


Lihat saja jika kamu sudah mulai terbiasa dan banyak praktik, kamu juga bisa membuat masakan super enak yang nggak perlu lagi kamu beli di luar.


Dari awalnya iseng dan cuma coba-coba, siapa tahu malah bisa jadi ladang usaha. Mau coba masak besok?


5. Merawat Diri


https://www.istitutodibellezzasilvy.it/

Pentingnya me time berikutnya yang perlu kamu tahu adalah kamu bisa lebih peduli dan memperhatikan diri sendiri.


Salah satu contohnya adalah dengan merawat diri. Saya biasanya memanjakan diri dengan luluran, maskeran, merapikan kuku bahkan kutekan.


Meski tidak bisa datang ke salon sama sekali bukan alasan tidak bisa merawat diri, ya. Sebab kamu masih bisa melakukannya meski hanya di rumah/kos saja.


Coba deh. Rasanya menyenangkan banget bisa memanjakan diri sendiri begitu.


6. Olahraga Santai


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://media1.s-nbcnews.com/

Dulu saya rajin sekali olahraga. Sekarang mau mulai lagi angot-angotan, tapi saya ingat betapa menyenangkan dan positifnya efek setelah berolahraga.


Makanya saya mulai dengan olahraga ringan dari beberapa contoh gerakan home workout yang saya temukan di YouTube.


Kalau mau challenge diri sendiri juga boleh kok. Misalkan kamu pengin mengurangi bobot tubuh atau membentuk tubuh impian, maka saatnya dimulai.


7. Mendekor Ulang Ruangan


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://i.ytimg.com/

Kegiatan me time selanjutnya yang bisa kamu pertimbangkan adalah dengan membersihkan dan mendekorasi ulang kamar kamu.


Apalagi buat kamu yang masih kos seperti saya. Buatlah suasana kamar kamu jadi lebih nyaman dan rapi untuk ditempati.


Jika kamu bosan dengan letak kasur, mungkin kamu bisa menggesernya ke sisi yang berbeda. Atau meja belajar/ kerja kamu yang sepertinya kurang mendapat cahaya yang bagus. 


8. Mengikuti Webinar/ Kursus Daring


https://images.outlookindia.com/

Kegiatan me time ini seringkali disepelekan. Padahal mengupgrade kualitas diri juga hal yang perlu dan harus selalu kamu lakukan berjangka.


Dengan mengikuti webinar atau kursus secara daring bisa membantu kamu mengasah atau mempelajari sebuah keterampilan baru.


Seperti saya yang kemarin sempat mengikuti beberapa webinar tentang dunia blog, kecantikan dan tentang kesehatan mental.


Beberapa insight yang saya dapatkan tentu membuat pengetahuan dan wawasan saya makin kaya. Kamu juga bisa melakukannya.


9. Menulis Jurnal


https://stepstoself.com/

Jurnal kamu boleh berisi tentang apa saja kok. Bisa tentang keseharian, atau tulisan tentang ulang sasaran hidup, hal-hal yang kamu syukuri, atau mungkin momen-momen berharga/lucu/tak terlupakan yang terjadi dalam keseharian kamu.


Karena kini sudah zaman serba aplikasi, saya menulisnya melalui aplikasi tersebut. Sering saya menuliskan hal-hal remeh atau peristiwa yang terjadi di hari tersebut.


Menulis dan mengupload blog seperti yang saya lakukan di akhir pekan ini juga merupakan bagian dari me time saya lho. ;)



rgrds/hl

My Favorit TV Series Ever

Gue sudah melewatkan banyak hal. Film-film bagus, serial bagus, buku bagus, webinar bagus dan lain-lainnya. Gue sadar gue nggak bisa mengikuti itu semua dengan segala keterbatasan gue.


Ya karena waktu, ya biaya, sampai akses. Apalagi dulu bisa dibilang gue nggak se-upgrade sekarang yang ngerti, paham, kenal dan tahu informasi, wawasan dan lainnya. Jadi, untuk mengejar beberapa ketertinggalan gue, gue nggak keberatan buat ngulas satu persatu hal yang mungkin sudah gue lewatkan itu.


Salah satunya adalah pembahasan soal serial TV favorit yang masuk dalam tema #30dayswritingchallenge yang lagi gue ikutin. Hari ini gue lagi kurang sehat makanya nggak bisa nulis begitu banyak, tapi semoga bisa tetap ada valuenya, ya. I hope so.


My Favorit TV Series Ever


1. Friends


https://static01.nyt.com/

Series TV pertama yang gue favoritkan tentu saja Friends. Tokoh Monica yang gue rasa gue banget itu berhasil membuat gue terpikat di episode pertama dan akhirnya melanjutkan sampai episode terakhir di musim 10 mereka. :( Tayang pertama pada tahun 1994 siapa sangka kalau Friends begitu melekat di hati penggemarnya sampai kini.


Malah di detik-detik terakhir penayangan seriesnya, gue mewek beneran. Kayak, nooooo, gue nggak mau pisah sama kalian. Monica, Chandler, Joey, Rachel, Phoebe dan Ross berhasil bikin gue merasa hidup jadi salah satu tetangga mereka. Konfliknya terasa dekat sekali.


Kalau lo belum pernah nonton dan penasaran sebagus apa sih seriesnya, lo bisa tonton di Netflix dan nikmati seseruan perjalanan hidupnya enam tokoh utama yang drama tapi witty banget itu.


2. Sex Education Netflix Series


https://www.hynerd.it/

Series ini termasuk baru, nggak kayak Friends. Cuma tema yang diangkat tentu saja seperti judulnya, sangat mengedukasi sekali terutama untuk hal tabu yang seringkali dihindari di negeri ini. Jangankan dapat pengetahuan soal alat kelamin sendiri, pas gue mens pertama aja nyokap kayak kagak supportive banget.


Tiap gue inget sedih banget. Gue bertekad jika gue punya anak di masa depan dan dia perempuan, akan gue ajarin wawasan tidak menyesatkan yang saat ini gue tahu. Biar dia hidup dengan bebas tanpa perlu takut untuk jadi diri sendiri.


Oh balik lagi ke seriesnya. Jadi ini tuh bercerita tentang tokoh remaja dimana mereka menghadapi momen pubertas yang tentu saja banyak hal tabu yang kemudian terjadi. Datang bulan, berhubungan pertama kali, masturbasi dan lain halnya. 


Gue duga kalau orang Indonesia yang bikin sudah kena cekal FPI karena dianggap merusak, menjerumuskan generasi muda dan tuduhan semacamnya. Padahal edukasi macam itu sangat berguna dan diperlukan banyak anak muda biar nggak salah jalan.


3. Avatar: The Legend of Aang


https://i.redd.it/

TV series favorit berikutnya bukan live action melainkan kartun tapi gue sama sekali nggak bosen buat nonton ini. Perjalanan Aang, avatar yang kelihatan cupu buat menyelamatkan dunia terasa keren banget buat gue.


Tapi jujur aja gue kagak begitu ngefans sama Aang. Justru suka sama Zuko. Lah gimana dah? Zuko kan jahat. Iya tapi kan jadi baik. Hahaha. Di mata gue Zuko tuh ganteng dan gemesin tahu nggak. Makanya gue betah nonton Avatar terutama kalau lagi nyeritain negara api atau Zuko. 


4. Si Doel Anak Sekolahan


https://cdn2.tstatic.net/

Yes, gue adalah penonton Si Doel Anak Sekolahan yang bersedia mengorbankan tidur siang demi bisa nonton keseruan Babe Sabeni, Bang Mandra, Atun dan Mas Karyo kalau berantem. Apalagi salah satu tv Nasional menayangkan kembali. Makin senang lah gue.


Meskipun si Doel dibilang pakboy di era 90’an yang bisa ngegebet cewek-cewek cakep cuma bermodalkan sembahyang mengaji, tapi percayalah cerita, plot dan problem yang diangkat terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tentu adegan Atun kesangkut tanjidor adalah yang paling savege!


Segitu dulu ya cerita gue tentang TV series favoritnya karena this is my first day of my period dan lagi kram-kramnya. Next maybe bakal gue update lagi. Thank you buat yang sudah baca. 


rgrds/hl


When I Talk About My Friends Who May Have Talked About Me

Geng Cinta yang tergambar di film Ada Apa Dengan Cinta? (2020) seakan menjadi trendsetter yang bikin semua kaum cewek pengin punya geng kayak mereka. Yang asyiknya kayak mereka, yang seru kayak mereka, yang bisa saling ngertiin satu sama lain kayak Cinta, Maura, Milly, Karmen dan Alya.


Masalahnya, in real life, kadang hidup kan belokannya nggak bisa direncanakan kayak di film, ya. Ada saja struggling dan tantangannya. Gue sendiri juga ngerasain ada beberapa orang yang dirasa akan jadi teman selamanya, tapi malah sudah nggak pernah berkabar lagi sejak lama.


Jadi di #30dayswritingchallenge hari ini gue akan membahas satu persatu sahabat gue tanpa menyebutkan nama-nama mereka. Gue yakin saat mereka baca tulisan ini pun mereka akan sadar mereka yang mana. Lol.


When I talk about my friends who may have talked about me


When I talk about my friends who may have talked about me
https://www.unsplash.com


Ini judulnya memang sengaja gue bikin kayak salah satu film yang gue suka garapan Mouly Surya yaitu ‘What They Don't Talk About When They Talk About Love’. Ada kisah persahabatan di film itu yang bikin gue gemes dan haru. Yah, andai hidup bisa terus semenarik itu.


Kalau ngomongin soal teman atau sahabat, kadang gue bingung musti mulai dari mana. Sebab sahabat yang gue punya juga bisa dibilang nggak begitu banyak. Jadi mari mulai membahas dari pas gue kecil aja, ya.


1. Teman Dibully Bareng


Waktu gue SD, ada seorang anak pindahan yang kemudian langsung gue todong duduk bareng gue. Sikap bossy dan (sok) mengintimidasi dari kecil membuat gue berhasil bikin anak cewek ini duduk sebangku gue.


Perawakannya tinggi, mirip gue dan dia juga pinter. Nggak disangka memasuki kelas lima sampai enam, gue dan dia jadi korban risak teman kami sendiri. Teman satu kelompok kami sendiri. Bayangin aja. Selama dua tahun gue menderita batin karena terus menerus dirisak, disindir, dinyinyirin, disalah-salahin.


Yang paling gue inget kemudian kami menangis berjamaah di toilet sekolah saat itu dan mengutuk serta menyumpahi agar anak lelaki songong tak tahu diri itu merasakan akibatnya di kemudian hari. Eh, entah karena kutukannya bekerja atau memang sudah jalan takdirnya, saat lulusan SD, dia tidak lulus.


Sahabat gue yang itu, masih keep in touch sampai sekarang. Karena hingga masuk SMP, kami masih bersama-sama. Hanya pas SMA kami sempat kehilangan kontak cukup lama. Terima kasih Facebook karena telah membuat kami bertemu lagi. 


2. Teman Makan Siang Bareng


Saat gue kelas dua SMP, akhirnya gue sekelas lagi sama sahabat gue dari kecil itu. Kami sebangku lagi, kayak reuni. Nah, di kelas ini lah hidup gue seakan ketambahan personil baru. Awalnya sih gue ogah bergaul karena dia anak guru. Tapi lama kelamaan, malah klop banget.


Dulu itu kayaknya yang bisa bikin kami dekat karena lokasi tempat duduknya sebelahan dengan kami (gue dan sahabat gue yang pertama tadi). Dan dia suka narik kursi ke dekat meja kami pas jam makan siang dan makan siang bareng.


Sampai kemudian selepas SMP kami masuk SMA yang tidak searah. Semuanya berpencar. Gue juga kaget nggak ada yang satu SMA sama gue sekarang. Terus baru bertemu lagi di tahun 2015 kalau nggak salah dan bisa keep in touch lagi.


Cuma beberapa bulan lalu ada something yang terjadi antara kami. Awalnya gue pikir itu kesalahpahaman. Tapi setelah lama gue telusuri dan introspeksi, ternyata itu guenya aja yang lagi drama.


Mungkin saat itu dia nya juga lagi tidak siap menerima gue yang sedang sulit dihadapi. Bersitegang? Bisa jadi. Yang jelas, hubungannya jadi tidak secair dan sehangat dulu. Tapi gue masih berharap kalau kami bisa nyatu dan temenan lagi kayak biasa. Cuma kalau itu adalah keinginan yang ketinggian, gue berharap dia baik-baik saja.


3. Teman Kembar


Sebenarnya mereka tidak kembar dalam arti yang sebenarnya, sih. Tapi ada beberapa kesamaan dan kemiripin dari segi wajah. Hal tersebut bisa terjadi karena mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama. Dua cewek ini juga adalah dua personil yang masuk setelah sahabat gue yang kedua tadi. 


Sampai kemudian kami berempat sok asyik bikin geng yang namanya Masakan Nyokap. Jadi dulu itu ada film judulnya 30 Hari Mencari Cinta. Nah, salah satu gebetan si Gwen itu bikin lagi judulnya Masakan Nyokap. Berhubung kami lagi movie time bareng kala itu, jadi dari situlah nama Masakan Nyokap muncul. Sungguh tidak inspiratif, ya. Haha. 


Dua teman kembar gue ini sudah sama-sama menikah. Yang pertama sudah punya dua krucil sepasang cewek cowok yang gemesin. Yang kedua masih sibuk dan enjoy sebagai wanita karir. Tapi dari postingan whatsapp yang gue kepoin sih, hidup mereka baik-baik saja dan tetap asyik. 


4. Teman Beranjak Dewasa


Di masa remaja-dewasa gue, gue punya teman satu ini. Kami ketemu dan kenal di SMA, dan semenjak itu gue punya dia sebagai sahabat yang ngertiin dan hampir selalu ada. Anaknya pendiem, nggak banyak omong. Dulu. Sekarang sudah beda cerita. Dia bahkan jadi lebih cerewet dari biasanya. Haha.


Fakta menariknya, teman gue satu ini kawin eh nikah sama temen SMP gue. Iya, gue yang ngenalin memang. Cuma kalau nggak jodohnya, ya tetap nggak bakal jadi kan?! Jadi karena memang jodoh saja.


Gue sama dia juga sempat nggak ada kontakan selama beberapa lama. Bahkan pas doi kawinan aja gue nggak datang. Saat itu ada di salah satu postingannya, dia menyebutkan tentang pertemanan dewasa yang minim drama.


Mungkin tidak secara eksplisit ditujukan buat gue, tapi gue merasa ucapannya menyentil gue. Gue sadar karena saat itu gue masih tidak dewasa dan banyak drama. Dia yang lebih dewasa dan mau legowo ngadepin sifat gue yang itu dan akhirnya kami berjarak untuk beberapa waktu.


Tapi sekarang semuanya sudah membaik kok. Kami sudah bertemu, duduk dan minum bareng. Kami juga sudah berbincang tentang satu sama lain selama berjauhan itu. Gue harap kedepannya akan selalu baik-baik saja.


5. Teman Pesan-Antar


Ya, teman gue yang satu ini bukanlah perempuan seperti empat sebelumnya. Tapi nyamannya gue sama dia sama kayak nyamannya gue ke temen-temen perempuan gue yang lain. Mungkin karena dia sompral dan aneh juga, sih. Makanya kami cocok berteman sampai sekarang.


Kenapa gue menamainya teman pesan-antar bukan karena doi kang ojol. Tapi, karena di beberapa kesempatan gue kerap merepotkan dia dengan memesan (menjemput) dan mengantar gue balik. Padahal jarak rumah kami tentu saja tidak searah. 


Teman gue yang satu ini juga pernah mengalami pahit getirnya menjalin hubungan yang ditusuk dari belakang #ehgimana. Diselingkuhi, maksudnya. Dan itu pertama kalinya gue melihat dia tampak putus asa, pasrah tapi juga merasa terluka.


Saya jadi iba dan hampir kasih racun tikus untuk memberikan jalan keluar atas segala masalahnya. Tapi dia adalah cowok yang tegar, padahal bukan Rossa. Jadi dia bisa menghadapi masalahnya dan akhirnya kini sudah move on (gue rasa). 


6. Teman Nangis di Tangga


Teman gue satu ini adalah teman seperjuangan sepenanggungan saat gue merintis karir nulis gue di Jakarta. Teman gue ini adalah seorang anak Tuhan yang taat dan hampir tidak pernah bolong pergi ibadah ke Gereja.


Siapa sangka, saat itu dia menjalani cinta satu arah dengan seorang anak band di Gerejanya. Sebenarnya saat itu dia sudah diberi tanda-tanda untuk tidak berharap banyak sama si abang ini. Tapi namanya cinta ya kan, bakal susah meski dikasih nasihat. *pesan gue, jangan pernah nasehatin orang yang lagi cinta-cintanya sebab hanya akan jadi hal percuma.


Gue pernah sekali waktu dia balik dari gereja dan gue lagi mau masak buat makan malam, tiba-tiba dia mewek gitu aja. Sebuah peristiwa membuat dia merasa tidak dihargai oleh si abang musisi tadi.


Padahal gue sudah melihat dan merasa, cuma lo nya keras kepala. Ingin gue mengucapkan kalimat itu sama dia. Tapi kan gue teman yang bersimpati, jadi gue menahan diri untuk tidak makin bikin dia merana. 


Sekarang dia sudah menemukan abang-nya yang baru. Yang pastinya sayang dan mencintai dia tanpa perlu bertaruh apa-apa. Abang musisinya ke mana? Ke laut, nyari ikan yang bisa membudaki dia.


7. Teman Kantor yang Jadi Lover


Berawal dari nonton Coco bareng, gue seolah dapet kesempatan untuk mengirimkan sinyal perasaan sama mas-mas itu. Gila, nggak peka nya ampun dah ah. Jadi, pacar gue yang sekarang awalnya hanya desainer di kantor lama gue yang cukup sering gue repotin. 


Mengenal dia selama empat bulan bikin gue mengamati dan ngenalin dia lebih dekat. Sampai akhirnya dia menyadari sinyal itu dan… disinilah kami sekarang. Nyaris tiga tahun bersama. Haha. Kalau membicarakan tentang dia nggak akan cukup dengan satu bagian di artikel saja.


Kalau ada challenge buat ngebicarain dia, pasti gue bakal update lagi.


8. Teman Ghibah Urusan Dewasa


Teman nulis gue ini adalah pembaca puisi yang selalu bikin gue merinding. Kalau lihat dia berpuisi, dijamin lo bakalan bisa merasakan pesan dari puisi tersebut. Ya, kesan itulah yang gue dapet saat lihat dia membaca puisi di Taman Ismail Marzuki. Mungkin dari sana juga awal perkenalan kami.


Tapi, kami baru akrab banget dan ngobrol ya belum lama ini sebenarnya. Isi obrolannya? Permasalahan orang dewasa dan segala dramanya tentu saja. Dari  masalah cinta, jodoh, urusan tempat tidur sampai zodiak. Random, ya.


Teman gue yang ini masih cari jodoh masa depannya. Denger-denger sih cowok yang cerdas secara emosi dan dewasa secara sikap. Nggak seganteng Afgan nggak apa-apa. Asal pas diajak ngobrol bisa dua arah dan nggak bisu kayak boneka. Begitu kan ya, Kak, kriterianya?


9. Teman Minum Boba


Dua teman kecil gue ini adalah keponakan gue sendiri. Kesayangan gue, kecintaan gue, dua puteri raja gue. Yang tanpa mereka, gue rasa gue nggak bakalan punya keseruan luar biasa. Kakak dan dedek punya karakter yang bertolak belakang.


Kakak si fotogenik yang rajin belajar. Dedek yang tampak memiliki minat seni dagang yang cukup tinggi dan belajar bukanlah passionnya. Dua-duanya manis dan nggak pernah ragu nunjukin sayangnya ke gue. Dari dua temen kecil gue ini gue mendapat banyak pelajaran.


Kesabaran, keikhlasan, ketelatenan dan cinta. Makasih ya, Nak.  


Demikianlah pembahasan gue tentang teman-teman gue yang cukup berpengaruh dan membuat gue bertumbuh. Terimakasih untuk banyak kesempatan dan kebersamaannya. Buat seru-seruannya. Maafkan jika memang gue pernah drama dan bikin kalian terluka. 


Peluk sayang.


rgrds/hl

Apa Definisi Kebahagiaan yang Sebenarnya?

https://www.pexels.com


"Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful." — Albert Schweitzer

Satu kutipan itu bikin pagi gue cukup hangat dan dipenuhi dengan rasa syukur. Kenapa? Karena kutipannya cukup membuat gue semakin mengerti bahwa bahagia bisa menjadi banyak kunci dari beberapa hal yang ada di hidup ini. Tentunya tanpa kita sadari. 


Itulah juga kenapa gue mengerti ketika salah satu dokter jantung bokap pernah bilang bahwa kalau mau sakitnya cepat sembuh bukan rutin minum obat, tapi perbanyaklah bahagia. Buat hati senang. Nah, masalahnya, emang gampang bikin hati langsung senang?


Di kesempatan ini gue akan coba menjelaskannya, apa yang dimaksud dengan kebahagiaan itu sendiri? Karena bahagia versi tiap orang pastinya berbeda-beda. 


"Bahagia itu mudah, memenuhi ego dan ekspektasinya yang susah." — Halluna


Apa Definisi Kebahagiaan yang Sebenarnya?


1. Kenapa Orang Sulit Bahagia?


Apa Definisi Kebahagiaan yang Sebenarnya?
https://www.pexels.com


Mungkin sudah ada ribuan artikel, kutipan, lagu bahkan mungkin film yang memberikan pesan moral untuk memudahkan diri dalam menjemput bahagia. Tapi dalam setiap praktiknya, seseorang akan selalu merasa kesulitan. Kira-kira kenapa bisa begitu, ya?


Menurut sebuah penelitian kecil-kecilan yang gue lakukan dalam lingkup keluarga gue sendiri, gue bisa menemukan jawabannya. Jadi ketika ada perasaan-perasaan toksik yang dimenangkan, maka kebahagiaan akan semakin sulit dirasakan.


Perasaan toksik itu apa saja misalnya? Beberapa perilakunya sudah pernah gue bahas di artikel ini. Jadi seumpama lo lebih mudah bereaksi negatif pada sebuah situasi atau kondisi ketimbang menyikapi dengan pikiran positif, maka bisa dipastikan lo orang yang sulit merasa bahagia.


Dari hal kecil saja lo tidak bisa menemukan alasan bahagia, jadi apalagi dari hal yang lebih besar kan?!


"Happiness is not something you postpone for the future, it is something you design for the present." — Anonymous


2. Tidak Mengenali Kekurangan dan Kelebihan Diri


Apa Definisi Kebahagiaan yang Sebenarnya?
https://www.pexels.com


Kenapa hal ini gue singgung, sebab saat seseorang tidak menyadari value dirinya sendiri, maka jelas orang tersebut tidak bisa menciptakan kebahagian sendiri. Gue kasih contoh lagi. Bukannya waham, tapi gue adalah orang yang gampang nyiptain bahagia gue sendiri.


Caranya? Makan sesuatu yang gue suka. Ngobrol dengan orang yang gue seneng. Nonton film kegemaran gue atau nyanyi-nyanyi sendiri. Terdengar remeh dan tidak wah, ya. Tapi sadar tidak bahwa apa yang gue contohkan tadi itu hal-hal yang bisa dibilang simpel banget.


Karena gue tahu apa yang jadi kekurangan gue dan kelebihan gue sendiri. Gue orang yang gampang bergaul atau berteman dengan orang baru. Kekurangannya? Gampang banget percaya sama orang. Makanya nggak jarang gue dimanfaatin sama orang lain. T_T


Jadi, bisa gue bilang akan sangat membantu jika lo sadar dan kenal sama diri lo sendiri. Seperti apa strength, weakness, humanity, pathos, fear dan sifat-sifat dasar lainnya yang bisa lo tinjau sendiri sambil makan kacang atom, kayak gue sekarang.


"Happiness is a choice. You can choose to be happy. There’s going to be stress in life, but it’s your choice whether you let it affect you or not." — Valerie Bertinelli


3. Berkonsultasi Dengan Ahli


https://www.pexels.com


Akhir-akhir ada banyak sekali orang yang mulai berani mengangkat isu tentang mental illness. Jadi gue yakin pembaca gue di blog ini juga sudah pada pinter untuk memahami bahwa orang yang sakit jiwanya adalah orang yang butuh pertolongan dengan segera. 


Jangan risak dia, jangan jauhi, jangan memberikan label macam-macam. Justru rangkul dia, dukung dia dan beritahukan jika hal tersebut sudah sangat serius maka tidak ada salahnya mencari bantuan ahlinya. 


Gue pernah nemuin psikolog, grup healing sampai ikut daily routine di salah satu apps kesehatan mental untuk membantu gue yang saat itu agak depresi sampai sulit tidur berhari-hari. 


Masalahnya masih banyak yang belum teredukasi bahwa hanya satu atau dua kali ketemu psikolog/psikiater akan langsung sembuh atau minimal menunjukan perubahan. Lah, dikata psikolognya kang sulap apa gimana? #sad


Luka yang kelihatan di permukaan lebih mudah sembuh karena bisa cepat ditindak atau ditangani. Sementara luka batin atau luka yang ada dalam jiwa itu perlu pendeteksian yang lebih serius dan jauh lagi. Nggak bisa satu atau dua kali konsultasi langsung ada solusi. 


Tidak jarang orang harus berkonsultasi hingga enam sampai delapan kali baru bisa ketahuan ‘akar lukanya’ ada di mana. Untuk itulah, kerjaannya psikolog/ psikiater seolah hanya ‘ngobrol-ngobrol’ doang. Padahal mereka sedang menggali informasi pasiennya sendiri.


Siapa tahu, penyakit batin atau luka hati yang nggak kelihatan itu menjadi salah satu faktor sulitnya kamu untuk mengalami bahagia. Jika sudah seperti itu, tidak apa-apa kok mencari pertolongan pada ahlinya segera.


Semoga setelah ini, tidak ada lagi yang merasa bingung atau pause beberapa menit saat ditanya apa sih yang dimaksud dengan kebahagiaan itu?


Peluk erat.


rgrds/hl


ps: Artikel ini merupakan rangkaian dari #30dayswritingchallenge memasuki hari kesembilan.

Lagu-lagu Ini Wajib Masuk Playlist Saat Sedang Nulis

Memasuki hari kedelapan #30dayswritingchallenge ini gue masih bersemangat dan makin terinspirasi menulis. Tema hari ini adalah The Power of Music alias kekuatan dari sebuah musik atau lagu. Sedikit cerita, gue memiliki beberapa lagu latar saat sedang berproses kreatif. Makanya, tema kali ini akan lumayan membahas tentang itu.


Jauh sebelum k-Pop melanda dan bikin demam seantero jagat, gue adalah pendengar radio yang militan. Di sana gue bisa menemukan jenis musik dan lagu apa saja yang kemudian menginspirasi gue menulis. 


Dari satu kalimat atau situasi dalam sebuah lagu bisa membuat gue langsung tergambar sebuah adegan atau ide cerita baru yang menarik untuk gue eksekusi. Tapi tidak selalu.


Kalau lagi subur, dari satu buah lagu, gue bisa menghasilkan beberapa adegan yang sangat membantu saat berproses kreatif. Tapi, kalau lagi mampet, mau dengerin lagu sampai berjam-jam juga tidak ada yang bisa terpikir kecuali hanya ingin memasuki masa tenang (kek pemilu astaga lol).


Lagu-lagu Ini Wajib Masuk Playlist Saat Sedang Nulis


1. Plastic Love — Mariya Takeuchi 


https://media.japanesestation.com/

Lagu klasik dengan genre city pop ini mungkin adalah lagu lama. Namun berkat seorang penyanyi cover di YouTube dan music videonya yang dibuat setelah lagunya pertama kali mengudara 35 tahun yang lalu, lagu ini seakan kembali populer. 


Saat menulis beberapa artikel di blog, gue memasukkan lagu ini ke dalam playlist. Selain karena easy listening, liriknya juga memiliki makna yang menginspirasi gue membuat tiga adegan dan dua ide cerita. Lumayan, kan?! Haha.


2. Gurenge — LiSa


https://zetizen.radarcirebon.com/

Lagu yang masuk playlist berikutnya saat sedang menulis adalah OST nya Kimetsu No Yaiba alias Demon Slayer. Yup, lagu ini mengandung insulin yang bisa mendongkrak semangat mengalahkan double shot espresso yang sudah haram gue minum (karena Gerd yang gue derita sekarang).


Lirik dari lagu ini juga sungguh membuat semangat. Makanya pas banget dipilih sama pihak pembuat animenya untuk menjadikannya opening di musim pertama. Meskipun tidak menginspirasi ide cerita, tapi semangat yang diperoleh saat dengar lagu ini luar biasa.


3. Don’t Stop Me Now — Queen


Lagu-lagu yang Masuk Playlist Saat Sedang Nulis
canva.com/designbymyself

Lagu ini pernah menemani masa kecil gue sampai gue SMA. Cuma gue nggak tahu kalau Queen memiliki power seluar biasa itu, sampai gue nonton Bohemian Rhapsody di bioskop 2 tahun lalu. 


Semua personil Queen seolah memiliki magisnya tersendiri hingga menjadikan band maupun lagu-lagunya masih dinikmati miliaran penggemar mereka hingga sekarang. Meskipun sang vokalis, Freddie Mercury, yang merupakan sosok kontroversial sudah lama berpulang.


Dari lagu ini gue juga terinspirasi sekitar dua ide cerita yang merupakan sebuah adegan atau kejadian dari salah satu cerpen gue.


4. Firasat — Cover by Knuckle Bones


Lagu-lagu yang Masuk Playlist Saat Sedang Nulis
https://beritabaik.id/

Lagu ciptaan Dewi Dee Lestari ini sudah pernah dinyanyikan oleh Marcell, sang mantan suami, Raisa (penggemar Marcell sejak di awal karir) hingga Dee sendiri. Namun versi miliki Knuckle Bones ini terdengar sangat powerfull dan tetap bikin merinding. Salut sama suara penyanyinya.


Sejak gue SMP, gue seakan memiliki keterikatan khusus dengan lagu ini. Lagu yang seolah mengiringi kepergian bokap yang seperti liriknya, tidak pernah kembali lagi. Di awal-awal dengar Marcell nyanyi ini tentu saja gue nangis. 


Gue lupa ada berapa banyak ide cerita yang menginspirasi gue dari satu lagu ini. Tapi yang jelas lagu ini menjadi salah satu lagu penguat dan luapan emosi yang gue miliki di masa itu. Aih, jadi sedih.


5. Rehat — Kunto Aji


https://pophariini.com/

Mungkin bukan cuma gue yang merasa lagu-lagunya Kunto Aji di album Mantra Mantra sangat personal dan ‘mengena’. Salah satu lagunya yang membuat gue kadang nangis dan bisa merasa lebih baik adalah Rehat.


Dari lagu ini mungkin gue tidak mendapatkan inspirasi atau ide cerita. Tapi lagu ini masuk ke playlist gue saat nulis sebab gue merasa seakan dikuatkan dan ditemani. Lagu yang terdengar seperti suara bijak teman lama yang sudah paham dan kenal kita apa adanya. 


rgrds/hl


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend

Hari ketujuh dari tantangan #30dayswritingchallenge ini gue diharuskan menulis tentang favorite movies atau film kesukaan. Kalau ngomongin film kesukaan gue biasanya bakal panjang lebar menjelaskan nih. Haha. Secara ada banyak banget film yang gue favoritkan.


Tapi biar fokus dan tetap seru, gue akan share lima saja daftar film (berbagai genre) atau serial yang difavoritkan sampai bulan September tahun 2020 ini.


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend


1. Spirited Away


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend
https://www.dailydot.com/

Pertama kali nonton film besutan Studio Ghibli satu ini, gue nggak pernah bisa ngelupain setiap detail adegan maupun soundtracknya. Filmnya terlihat sederhana. Yakni tentang anak yang terpaksa pindah mengikuti orangtuanya, tapi malah dapat petualangan luar biasa buat nyelamatin mereka. 


Pengalaman menikmati karya Hayao Miyazaki yang lainnya adalah My Neighbor Totoro dan The Wind Rises. Semuanya bisa ditonton di Netflix.


2. The Game Changer


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend
https://www.dietdoctor.com/

Ini merupakan sebuah film dokumenter yang cukup mempengaruhi cara pandang gue pada apa yang gue makan. Yup, film ini menceritakan perubahan seseorang saat mengganti makanannya dengan semua yang berbahan dasar nabati dan meng-cut hewani sama sekali.


Meskipun film ini lumayan mendapatkan banyak kritikan dari beberapa orang yang mengatakan terlalu lebay atau dilebih-lebihkan, tapi menurut gue beberapa penjelasannya justru masuk akal.


Jadi sebelum nonton The Game Changer gue sudah lebih dulu baca bukunya Dr. Tan Shot Yen yang menjelaskan tentang pola hidup dan pola makan orang sekarang yang jauh dari kata sehat. Karena penasaran dengan maksud beliau, gue baca lah penjelasannya dan lagi-lagi gue merasa yang disampaikannya sangat make sense.


3. Friends


https://images-na.ssl-images-amazon.com/

Series ini tayang saat gue mungkin baru pertama kali belajar jalan. Tayang perdana di tahun 1994, tapi serial satu ini sampai sekarang masih diidolakan seluruh dunia. Pamor dan kepopuleran Friends sangat fantastis, seakan menjadi legenda. 


Karakter Rachel, Monica, Joey, Phoebe, Chandler dan Ross seakan tidak kehilangan penggemarnya. Kini, gue menjadi salah satunya. Serial ini bisa lo tonton di Netflix juga.


4. Reply 1988


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend
https://i.ytimg.com/

Siapa yang bisa mengabaikan serial ini? Gue yakin baru nonton episode perdananya aja orang bakal langsung tertarik buat ngelanjutin ke episode selanjutnya sampai tamat. Cerita tentang lima anak yang menjalani masa remaja di tahun 1988-an ini memang seru sekaligus haru.


Karena gue salah satu korban kekocakan orang-orang di blok Ssangmun-dong. Gue dan pacar gue selalu bikin agenda nonton bareng tiap habis kerja untuk ngelarin satu episode atau lebih pas weekend. Review lengkapnya sih sudah gue tulis di sini


5. 3 Hari Untuk Selamanya


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend

Film favorit gue yang terakhir di artikel kali ini adalah 3 Hari Untuk Selamanya. Film besutan Riri Riza tersebut rilis pada 2007. Menceritakan dua sepupu, Yusuf dan Ambar yang melakukan perjalanan ke Yogyakarta untuk menyaksikan pernikahan saudara mereka.


Ada banyak dialog yang bikin mikir dan menyentil gue. Di sini Mas Nico eh Mas Yusuf kelihatan seperti seorang cowok baik-baik yang gemesin banget. Kelihatannya lho, ya. Jadi buat tahu karakter dia seperti apa, mending tonton langsung saja.


Duetnya dengan Ardina Rasti juga gue demen banget. Makanya gue masukin ke daftar film yang gue favoritkan. Bisa ditonton di Vidio dan Disney+ Hotstar. Tapi kalau mau nonton versi uncut directornya, mending ke Vidio saja. Lol.


rgrds/hl

Sexy, Free, Single and No Drama

Hari keenam. Minggu yang tidak terlalu cerah di Yogya, agak sumuk tapi bangun tidur dengan perasaan grateful. Why? Sebab bangun pagi dan bisa langsung berbagi sama yang tersayang.


Sebelum masuk ke tema #30dayswritingchallenge hari ini yakni ‘Single and Happy’, gue mau cerita sedikit kenapa pagi ini gue merasa blessed. Jadi, kemarin keponakan gue paling gede, si Kakak, habis jatuh di sekolahnya. Katanya dia pingsan dan berakhir dengan jatuh tersungkur gitu.


Makanya sekarang dia lagi ada di rumah nyokap, baru sore nanti balik ke asrama. Terus tadi dia minta gue untuk memberikannya duit buat beli brush pen. Katanya ada praktik karya senin besok.


Entah kenapa pas dengar dia bilang pengen minta sesuatu ke gue, ada perasaan haru dan senang. Karena kebetulan lagi ada duit lebih juga, jadi gue langsung menyanggupi. Jadi itulah alasan kenapa pagi ini gue merasa senang dan berenergi.


Sexy, Free, Single and No Drama


Sexy, Free, Single and No Drama

Sekarang mari lanjut ke topik utamanya yaitu Single and Happy. Tapi masalahnya sudah hampir tiga tahun ini gue tidak single tapi semakin happy. Gimana dong? Haha. Mungkin gue ceritain aja pengalaman saat masih single kali, ya.


Gue menghabiskan umur 20-an menjadi single dan tidak begitu happy. Bukan karena status singlenya, tapi karena struggling yang terjadi di hidup gue. Ada banyak hal yang terjadi, quarter life crisis yang berlangsung dan lainnya. 


Mungkin saat memasuki usia 23-25an gue baru bisa merasakan enjoy dengan kesendirian. Gue enjoy nonton sendiri, makan sendiri dan jalan-jalan sendiri. Ya, meski jujur saja ada di beberapa momen gue merasa ‘ngenes’ karena masih suka dengerin apa cibiran orang. Tapi lambat laun, gue jadi lebih berterima dan menikmati itu semua. 


Genap di usia 27-an gue memiliki hubungan yang serius dengan seseorang selama setahun. Meskipun berawal baik dan tidak berakhir baik (sebab Gemini bangsat satu itu malah gaslighting alias ngilang begitu saja tanpa mengatakan apa-apa), tapi gue mendapatkan sederet pelajaran dari hubungan beracun tersebut.


Kalau bisa menarik mundur waktu, maka gue ingin mengatakan pada gue di usia 26-27 an itu untuk mensyukuri keadaan diri. Bahwa tidak apa-apa kok, meski tidak memiliki seseorang untuk diajak berbagi. Karena kondisi tersebut bukanlah yang terburuk.


Mau tahu apa yang terburuk?


Saat membuat diri sendiri tidak bahagia dengan memaksakan kebersamaan dengan orang yang terpaksa bersama kita. Harap diingat dengan baik kalimat tadi agar kita tidak sembarangan menjadi manusia tuna asmara yang haus romansa.


Justru sebaiknya bergembiralah saat menjadi single. Mengapa? Sebab kita memiliki banyak kesempatan buat upgrade kualitas diri. Dari yang cuek sama penampilan, mungkin bisa perbanyak pengetahuan untuk tampil lebih baik.


Atau mungkin kamu yang sering menjalani hubungan dengan orang-orang yang salah, bisa mulai introspeksi diri. Siapa tahu barangkali sebenarnya kamu sudah melihat atau merasakan tanda-tanda ketidakberesan dari calon pasangan, tapi karena kamu tidak ingin dinyinyiri orang dengan status single kamu, makanya kamu menutup mata dan berterima saja.


Gue sudah cukup mengenal tuh drama-drama yang biasanya menimpa teman-teman perempuan gue yang kerap terjebak dengan lelaki kualitas rendah ini. Yang nilai dan kualitasnya tidak seberapa tapi tingkah dan kelakuannya ada-ada saja bahkan sampai bikin sakit kepala.


Girls, nggak apa-apa lho jadi single. Sendiri tidak selalu menandakan kalau kamu kesepian, sengsara atau merasa menderita. Seperti yang gue bilang di atas, mungkin masa sendiri itu bisa bikin kamu mulai upgrade kualitas diri.


Hal itu jauh lebih baik bukan ketimbang share status galau atau kutipan motivasi seolah menandakan diri sekuat beton padahal kamu masih meratapi status sendirimu.


So, sendiri bukanlah bencana. Single bukanlah petaka. Single juga bukan aib. Pilihan untuk membuat lo dipandang seperti apa atau menjadi apa kan ada di diri lo sendiri. Pesan gue, jangan biarkan orang lain punya kendali lebih banyak terhadap diri lo, ya. 


Peluk erat. 


rgrds/hl


About My Parents

Masih melanjutkan #30dayswritingchallenge kali ini gue ditantang buat bahas soal orangtua. Jujur saja gue agak kurang suka kalau disuruh bahas soal mereka. Bukan karena gue mau sok misterius atau gimana.


Cuma ada beberapa hal yang memang mau nggak mau bikin gue inget hal yang nggak enak. Tapi karena ini challenge yang mesti gue jawab, baiklah, mari kita bahas lebih lanjut soal kedua orangtua gue.


About My Parents


Medio Yogyakarta, 2 Agustus 2011


Gue adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Gue punya kakak perempuan yang sudah menikah dan adik gue mungkin juga akan menikah dalam waktu dekat. Gue juga nggak tahu pasti. 


Bokap nyokap sudah pisah dari gue kelas tiga SMP. Jadi, hal-hal mengenai kebersamaan mereka yang paling indah dan intim mungkin terjadi saat gue masih kecil sampai SD. Mungkin. Gue juga nggak bisa ingat dengan pasti.


Bokap adalah seorang laki-laki yang punya kecerdasan yang lumayan. Ingatannya luar biasa. Makanya waktu gue kecil, gue lebih seneng belajar bareng bokap. Segala jenis pertanyaan yang gue ajukan, bisa bokap jawab. 


Sementara nyokap adalah seorang ibu rumah tangga yang bisa ngehandel semua kerjaan di rumah sendiri (meski kadang ngeluh ini itu) dan pinter banget masak. Beberapa masakan yang dibuatnya pasti gue suka dan selalu gue habisin.


Kepiawaian masak nyokap jadi tolok ukur bokap buat ngajarin dua anak perempuannya buat memiliki skill yang sama. Di artikel sebelumnya gue pernah bilang kalau budaya patriarki di keluarga gue masih mengakar.


Jadi bagi bokap, kalau gue bisa menjadi ‘pelayan’ yang baik untuk suami di masa depan, maka hidup kami sebagai istri akan terjamin. Cuma semakin gede gue semakin tahu bahwa dogma tersebut kurang tepat dan gue nggak bisa hidup seperti itu.


Saat usia gue 20 tahun gue mulai berani merantau sendiri keluar kota. Mungkin gue satu-satunya anak di keluarga gue yang bisa bertahan lama saat jauh dari rumah. Itu juga lah yang bikin bokap selalu percaya gue bisa jaga diri dan nggak perlu dikhawatirkan.


Padahal kenyataannya, kadang gue juga kangen buat ditanya soal apa yang gue kerjain atau apa yang lagi gue takutin. Tapi gue udah lupa, kapan terakhir gue dan bokap ngobrol dengan proper layaknya anak dan bapak.


Nyokap adalah orang yang suka ngomong dan cerita. Mungkin sifatnya satu ini banyak nurun ke gue. Kalau bokap punya ingatan kuat soal yang berhubungan sama ilmu atau wawasan, maka nyokap masih ingat masa kecil dia dulu saat hidup sama Nenek Canggah gue. 


Gue punya memori masa kecil yang nyenengin dan sebaliknya juga, mungkin sama seperti anak kecil lainnya. Hanya saja, memori yang nggak nyenenginnya ternyata tertancap dalam dalam alam bawah sadar. Cuma sampai sekarang, gue lagi coba buat menaklukkannya dengan mengingat hal-hal baik tentang mereka. 


Sudah lama banget gue nggak denger suara bokap atau dengar kabar tentang dia. Ingin telepon pun seringkali jadi usaha yang percuma. Sedangkan nyokap juga kayaknya belum bisa paham betul tentang apa yang dirasain sama anak keduanya. 


Maka, jika ini adalah jarak yang tanpa sadar kami buat agar berhenti untuk saling menyakiti, semoga memang sebuah keputusan yang baik. Dan sebagai anak, gue hanya bisa berharap dan berdoa mereka baik-baik saja dan selalu sehat. Aamiin. 


rgrds/hl