Social Media

Show, don't tell!

Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan

Siapa nih diantara kamu yang suka mengabaikan pentingnya me time atau aktivitas dengan diri sendiri? Padahal kegiatan bersama diri sendiri sama pentingnya dengan kegiatan nongkrong atau hura-hura bersama teman dan sahabat kamu lho.


Mengapa? Sebab saat me time biasanya kamu bisa berkontemplasi dan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk dirimu sendiri. Buat kamu yang sering bingung buat menghabiskan akhir pekan, siapa tahu beberapa kegiatan me time ini bisa kamu praktikkan.


Dari sederet kegiatan tersebut kamu juga akan semakin sadar betapa pentingnya me time ini sebab bisa membantu menjaga kesehatan mental kamu. Bersamaan dengan peringatan World Mental Health 2020 yang jatuh di hari ini, makanya saya sengaja membuat tulisan ini.


Yuk, disimak apa saja kegiatan me time yang bisa kamu lakukan di akhir pekan. Siapa bilang sendiri tidak bisa seru-seruan?


Sederet Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan


1. Piknik Singkat


https://cuteandlittle.com/

Siapa diantara kamu yang hobi traveling atau berkunjung ke tempat-tempat baru atau yang belum pernah didatangi? Nah, salah satu kegiatan satu ini bisa jadi kegiatan me time yang menyenangkan lho. Saya juga sering melakukannya dulu.


Nggak harus ke tempat yang jauh dan baru juga sebenarnya. Tapi, bepergian seorang diri menurut saya menjadi salah satu hal yang bisa sangat menyenangkan. Entah pergi ke bioskop, makan di tempat enak, ke galeri lukisan, perpustakaan kota dan lain sebagainya.


Karena situasi sedang pandemi, maka kamu bisa buat agenda piknik singkat kamu ini dengan berjalan-jalan di sekitaran komplek rumah kamu sambil relaksasi. 


2. Baca Buku Bagus


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://metro.co.uk/

Siapa bilang akhir pekan cuma bisa dipakai malas-malasan? Weekend gini juga bisa kamu pakai untuk menambah ilmu dan pengetahuan lho. Misalnya dengan membaca buku bagus nan inspiratif karya penulis favorit kamu.


Kalau saya saat ini lagi pengin banget ngelarin bukunya Dr. Tan Shot Yen yang berjudul ‘Saya Pilih Sehat dan Sembuh’ yang kemarin dapet harga flash sale di Gramedia. Mungkin kamu punya buku incaran yang pengin cepat dikelarin.


Apabila diantara kamu ada yang suka malas kalau baca buku di hari biasa karena banyak distraksi, maka kini saatnya membaca buku tanpa gangguan sama sekali. Kalau perlu, alihkan ponsel kamu ke mode silent biar bisa lebih fokus. 


3. Nonton Film / Serial


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://tstand.com/

Semenjak pandemi, ada banyak kegiatan yang semula sulit kita lakukan, jadi hal yang kini dengan mudah kita nikmati. Salah satunya adalah maraton nonton film atau drakor favorit. 


Saya saja yang tadinya nggak begitu ngeh sama beberapa judul drakor keren, kini malah sudah menyelesaikan beberapa. Ulasan nya juga sudah dibuat di sini.


Meskipun jujur, selama di kost saja, saya juga sudah mulai rentan stres dan bosan. Tapi pilihannya kan ada di diri saya sendiri untuk mengatasinya.


Selama saya mencoba bertahan itulah saya menemukan banyak film dan serial keren yang sempat terlewat. Entah via Netflix, Vidio, Viu, Disney+ Hotstar dan lainnya.


Kalau kamu suka nonton film apa?


4. Eksperimen Memasak


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://www.gannett-cdn.com/

Jika dulu kamu banyak alasan untuk belajar masak atau berekspresi di dapur, maka me time kali ini cobalah untuk beratraksi di sana.


Kamu bisa membuat kreasi masakan sederhana yang ingin kamu coba. Beberapa resep bisa kamu sontek di sini, ya. 


Selain bisa me time, kamu juga bisa meningkatkan potensi diri kamu lho. Mungkin satu atau dua kali percobaan masakan kamu rasanya masih belum sempurna. Tidak apa-apa. Namanya juga belajar.


Lihat saja jika kamu sudah mulai terbiasa dan banyak praktik, kamu juga bisa membuat masakan super enak yang nggak perlu lagi kamu beli di luar.


Dari awalnya iseng dan cuma coba-coba, siapa tahu malah bisa jadi ladang usaha. Mau coba masak besok?


5. Merawat Diri


https://www.istitutodibellezzasilvy.it/

Pentingnya me time berikutnya yang perlu kamu tahu adalah kamu bisa lebih peduli dan memperhatikan diri sendiri.


Salah satu contohnya adalah dengan merawat diri. Saya biasanya memanjakan diri dengan luluran, maskeran, merapikan kuku bahkan kutekan.


Meski tidak bisa datang ke salon sama sekali bukan alasan tidak bisa merawat diri, ya. Sebab kamu masih bisa melakukannya meski hanya di rumah/kos saja.


Coba deh. Rasanya menyenangkan banget bisa memanjakan diri sendiri begitu.


6. Olahraga Santai


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://media1.s-nbcnews.com/

Dulu saya rajin sekali olahraga. Sekarang mau mulai lagi angot-angotan, tapi saya ingat betapa menyenangkan dan positifnya efek setelah berolahraga.


Makanya saya mulai dengan olahraga ringan dari beberapa contoh gerakan home workout yang saya temukan di YouTube.


Kalau mau challenge diri sendiri juga boleh kok. Misalkan kamu pengin mengurangi bobot tubuh atau membentuk tubuh impian, maka saatnya dimulai.


7. Mendekor Ulang Ruangan


Kegiatan Me Time di Akhir Pekan, Siapa Bilang Sendiri Tidak Bisa Seru-seruan
https://i.ytimg.com/

Kegiatan me time selanjutnya yang bisa kamu pertimbangkan adalah dengan membersihkan dan mendekorasi ulang kamar kamu.


Apalagi buat kamu yang masih kos seperti saya. Buatlah suasana kamar kamu jadi lebih nyaman dan rapi untuk ditempati.


Jika kamu bosan dengan letak kasur, mungkin kamu bisa menggesernya ke sisi yang berbeda. Atau meja belajar/ kerja kamu yang sepertinya kurang mendapat cahaya yang bagus. 


8. Mengikuti Webinar/ Kursus Daring


https://images.outlookindia.com/

Kegiatan me time ini seringkali disepelekan. Padahal mengupgrade kualitas diri juga hal yang perlu dan harus selalu kamu lakukan berjangka.


Dengan mengikuti webinar atau kursus secara daring bisa membantu kamu mengasah atau mempelajari sebuah keterampilan baru.


Seperti saya yang kemarin sempat mengikuti beberapa webinar tentang dunia blog, kecantikan dan tentang kesehatan mental.


Beberapa insight yang saya dapatkan tentu membuat pengetahuan dan wawasan saya makin kaya. Kamu juga bisa melakukannya.


9. Menulis Jurnal


https://stepstoself.com/

Jurnal kamu boleh berisi tentang apa saja kok. Bisa tentang keseharian, atau tulisan tentang ulang sasaran hidup, hal-hal yang kamu syukuri, atau mungkin momen-momen berharga/lucu/tak terlupakan yang terjadi dalam keseharian kamu.


Karena kini sudah zaman serba aplikasi, saya menulisnya melalui aplikasi tersebut. Sering saya menuliskan hal-hal remeh atau peristiwa yang terjadi di hari tersebut.


Menulis dan mengupload blog seperti yang saya lakukan di akhir pekan ini juga merupakan bagian dari me time saya lho. ;)



rgrds/hl

My Favorit TV Series Ever

Gue sudah melewatkan banyak hal. Film-film bagus, serial bagus, buku bagus, webinar bagus dan lain-lainnya. Gue sadar gue nggak bisa mengikuti itu semua dengan segala keterbatasan gue.


Ya karena waktu, ya biaya, sampai akses. Apalagi dulu bisa dibilang gue nggak se-upgrade sekarang yang ngerti, paham, kenal dan tahu informasi, wawasan dan lainnya. Jadi, untuk mengejar beberapa ketertinggalan gue, gue nggak keberatan buat ngulas satu persatu hal yang mungkin sudah gue lewatkan itu.


Salah satunya adalah pembahasan soal serial TV favorit yang masuk dalam tema #30dayswritingchallenge yang lagi gue ikutin. Hari ini gue lagi kurang sehat makanya nggak bisa nulis begitu banyak, tapi semoga bisa tetap ada valuenya, ya. I hope so.


My Favorit TV Series Ever


1. Friends


https://static01.nyt.com/

Series TV pertama yang gue favoritkan tentu saja Friends. Tokoh Monica yang gue rasa gue banget itu berhasil membuat gue terpikat di episode pertama dan akhirnya melanjutkan sampai episode terakhir di musim 10 mereka. :( Tayang pertama pada tahun 1994 siapa sangka kalau Friends begitu melekat di hati penggemarnya sampai kini.


Malah di detik-detik terakhir penayangan seriesnya, gue mewek beneran. Kayak, nooooo, gue nggak mau pisah sama kalian. Monica, Chandler, Joey, Rachel, Phoebe dan Ross berhasil bikin gue merasa hidup jadi salah satu tetangga mereka. Konfliknya terasa dekat sekali.


Kalau lo belum pernah nonton dan penasaran sebagus apa sih seriesnya, lo bisa tonton di Netflix dan nikmati seseruan perjalanan hidupnya enam tokoh utama yang drama tapi witty banget itu.


2. Sex Education Netflix Series


https://www.hynerd.it/

Series ini termasuk baru, nggak kayak Friends. Cuma tema yang diangkat tentu saja seperti judulnya, sangat mengedukasi sekali terutama untuk hal tabu yang seringkali dihindari di negeri ini. Jangankan dapat pengetahuan soal alat kelamin sendiri, pas gue mens pertama aja nyokap kayak kagak supportive banget.


Tiap gue inget sedih banget. Gue bertekad jika gue punya anak di masa depan dan dia perempuan, akan gue ajarin wawasan tidak menyesatkan yang saat ini gue tahu. Biar dia hidup dengan bebas tanpa perlu takut untuk jadi diri sendiri.


Oh balik lagi ke seriesnya. Jadi ini tuh bercerita tentang tokoh remaja dimana mereka menghadapi momen pubertas yang tentu saja banyak hal tabu yang kemudian terjadi. Datang bulan, berhubungan pertama kali, masturbasi dan lain halnya. 


Gue duga kalau orang Indonesia yang bikin sudah kena cekal FPI karena dianggap merusak, menjerumuskan generasi muda dan tuduhan semacamnya. Padahal edukasi macam itu sangat berguna dan diperlukan banyak anak muda biar nggak salah jalan.


3. Avatar: The Legend of Aang


https://i.redd.it/

TV series favorit berikutnya bukan live action melainkan kartun tapi gue sama sekali nggak bosen buat nonton ini. Perjalanan Aang, avatar yang kelihatan cupu buat menyelamatkan dunia terasa keren banget buat gue.


Tapi jujur aja gue kagak begitu ngefans sama Aang. Justru suka sama Zuko. Lah gimana dah? Zuko kan jahat. Iya tapi kan jadi baik. Hahaha. Di mata gue Zuko tuh ganteng dan gemesin tahu nggak. Makanya gue betah nonton Avatar terutama kalau lagi nyeritain negara api atau Zuko. 


4. Si Doel Anak Sekolahan


https://cdn2.tstatic.net/

Yes, gue adalah penonton Si Doel Anak Sekolahan yang bersedia mengorbankan tidur siang demi bisa nonton keseruan Babe Sabeni, Bang Mandra, Atun dan Mas Karyo kalau berantem. Apalagi salah satu tv Nasional menayangkan kembali. Makin senang lah gue.


Meskipun si Doel dibilang pakboy di era 90’an yang bisa ngegebet cewek-cewek cakep cuma bermodalkan sembahyang mengaji, tapi percayalah cerita, plot dan problem yang diangkat terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tentu adegan Atun kesangkut tanjidor adalah yang paling savege!


Segitu dulu ya cerita gue tentang TV series favoritnya karena this is my first day of my period dan lagi kram-kramnya. Next maybe bakal gue update lagi. Thank you buat yang sudah baca. 


rgrds/hl


When I Talk About My Friends Who May Have Talked About Me

Geng Cinta yang tergambar di film Ada Apa Dengan Cinta? (2020) seakan menjadi trendsetter yang bikin semua kaum cewek pengin punya geng kayak mereka. Yang asyiknya kayak mereka, yang seru kayak mereka, yang bisa saling ngertiin satu sama lain kayak Cinta, Maura, Milly, Karmen dan Alya.


Masalahnya, in real life, kadang hidup kan belokannya nggak bisa direncanakan kayak di film, ya. Ada saja struggling dan tantangannya. Gue sendiri juga ngerasain ada beberapa orang yang dirasa akan jadi teman selamanya, tapi malah sudah nggak pernah berkabar lagi sejak lama.


Jadi di #30dayswritingchallenge hari ini gue akan membahas satu persatu sahabat gue tanpa menyebutkan nama-nama mereka. Gue yakin saat mereka baca tulisan ini pun mereka akan sadar mereka yang mana. Lol.


When I talk about my friends who may have talked about me


When I talk about my friends who may have talked about me
https://www.unsplash.com


Ini judulnya memang sengaja gue bikin kayak salah satu film yang gue suka garapan Mouly Surya yaitu ‘What They Don't Talk About When They Talk About Love’. Ada kisah persahabatan di film itu yang bikin gue gemes dan haru. Yah, andai hidup bisa terus semenarik itu.


Kalau ngomongin soal teman atau sahabat, kadang gue bingung musti mulai dari mana. Sebab sahabat yang gue punya juga bisa dibilang nggak begitu banyak. Jadi mari mulai membahas dari pas gue kecil aja, ya.


1. Teman Dibully Bareng


Waktu gue SD, ada seorang anak pindahan yang kemudian langsung gue todong duduk bareng gue. Sikap bossy dan (sok) mengintimidasi dari kecil membuat gue berhasil bikin anak cewek ini duduk sebangku gue.


Perawakannya tinggi, mirip gue dan dia juga pinter. Nggak disangka memasuki kelas lima sampai enam, gue dan dia jadi korban risak teman kami sendiri. Teman satu kelompok kami sendiri. Bayangin aja. Selama dua tahun gue menderita batin karena terus menerus dirisak, disindir, dinyinyirin, disalah-salahin.


Yang paling gue inget kemudian kami menangis berjamaah di toilet sekolah saat itu dan mengutuk serta menyumpahi agar anak lelaki songong tak tahu diri itu merasakan akibatnya di kemudian hari. Eh, entah karena kutukannya bekerja atau memang sudah jalan takdirnya, saat lulusan SD, dia tidak lulus.


Sahabat gue yang itu, masih keep in touch sampai sekarang. Karena hingga masuk SMP, kami masih bersama-sama. Hanya pas SMA kami sempat kehilangan kontak cukup lama. Terima kasih Facebook karena telah membuat kami bertemu lagi. 


2. Teman Makan Siang Bareng


Saat gue kelas dua SMP, akhirnya gue sekelas lagi sama sahabat gue dari kecil itu. Kami sebangku lagi, kayak reuni. Nah, di kelas ini lah hidup gue seakan ketambahan personil baru. Awalnya sih gue ogah bergaul karena dia anak guru. Tapi lama kelamaan, malah klop banget.


Dulu itu kayaknya yang bisa bikin kami dekat karena lokasi tempat duduknya sebelahan dengan kami (gue dan sahabat gue yang pertama tadi). Dan dia suka narik kursi ke dekat meja kami pas jam makan siang dan makan siang bareng.


Sampai kemudian selepas SMP kami masuk SMA yang tidak searah. Semuanya berpencar. Gue juga kaget nggak ada yang satu SMA sama gue sekarang. Terus baru bertemu lagi di tahun 2015 kalau nggak salah dan bisa keep in touch lagi.


Cuma beberapa bulan lalu ada something yang terjadi antara kami. Awalnya gue pikir itu kesalahpahaman. Tapi setelah lama gue telusuri dan introspeksi, ternyata itu guenya aja yang lagi drama.


Mungkin saat itu dia nya juga lagi tidak siap menerima gue yang sedang sulit dihadapi. Bersitegang? Bisa jadi. Yang jelas, hubungannya jadi tidak secair dan sehangat dulu. Tapi gue masih berharap kalau kami bisa nyatu dan temenan lagi kayak biasa. Cuma kalau itu adalah keinginan yang ketinggian, gue berharap dia baik-baik saja.


3. Teman Kembar


Sebenarnya mereka tidak kembar dalam arti yang sebenarnya, sih. Tapi ada beberapa kesamaan dan kemiripin dari segi wajah. Hal tersebut bisa terjadi karena mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama. Dua cewek ini juga adalah dua personil yang masuk setelah sahabat gue yang kedua tadi. 


Sampai kemudian kami berempat sok asyik bikin geng yang namanya Masakan Nyokap. Jadi dulu itu ada film judulnya 30 Hari Mencari Cinta. Nah, salah satu gebetan si Gwen itu bikin lagi judulnya Masakan Nyokap. Berhubung kami lagi movie time bareng kala itu, jadi dari situlah nama Masakan Nyokap muncul. Sungguh tidak inspiratif, ya. Haha. 


Dua teman kembar gue ini sudah sama-sama menikah. Yang pertama sudah punya dua krucil sepasang cewek cowok yang gemesin. Yang kedua masih sibuk dan enjoy sebagai wanita karir. Tapi dari postingan whatsapp yang gue kepoin sih, hidup mereka baik-baik saja dan tetap asyik. 


4. Teman Beranjak Dewasa


Di masa remaja-dewasa gue, gue punya teman satu ini. Kami ketemu dan kenal di SMA, dan semenjak itu gue punya dia sebagai sahabat yang ngertiin dan hampir selalu ada. Anaknya pendiem, nggak banyak omong. Dulu. Sekarang sudah beda cerita. Dia bahkan jadi lebih cerewet dari biasanya. Haha.


Fakta menariknya, teman gue satu ini kawin eh nikah sama temen SMP gue. Iya, gue yang ngenalin memang. Cuma kalau nggak jodohnya, ya tetap nggak bakal jadi kan?! Jadi karena memang jodoh saja.


Gue sama dia juga sempat nggak ada kontakan selama beberapa lama. Bahkan pas doi kawinan aja gue nggak datang. Saat itu ada di salah satu postingannya, dia menyebutkan tentang pertemanan dewasa yang minim drama.


Mungkin tidak secara eksplisit ditujukan buat gue, tapi gue merasa ucapannya menyentil gue. Gue sadar karena saat itu gue masih tidak dewasa dan banyak drama. Dia yang lebih dewasa dan mau legowo ngadepin sifat gue yang itu dan akhirnya kami berjarak untuk beberapa waktu.


Tapi sekarang semuanya sudah membaik kok. Kami sudah bertemu, duduk dan minum bareng. Kami juga sudah berbincang tentang satu sama lain selama berjauhan itu. Gue harap kedepannya akan selalu baik-baik saja.


5. Teman Pesan-Antar


Ya, teman gue yang satu ini bukanlah perempuan seperti empat sebelumnya. Tapi nyamannya gue sama dia sama kayak nyamannya gue ke temen-temen perempuan gue yang lain. Mungkin karena dia sompral dan aneh juga, sih. Makanya kami cocok berteman sampai sekarang.


Kenapa gue menamainya teman pesan-antar bukan karena doi kang ojol. Tapi, karena di beberapa kesempatan gue kerap merepotkan dia dengan memesan (menjemput) dan mengantar gue balik. Padahal jarak rumah kami tentu saja tidak searah. 


Teman gue yang satu ini juga pernah mengalami pahit getirnya menjalin hubungan yang ditusuk dari belakang #ehgimana. Diselingkuhi, maksudnya. Dan itu pertama kalinya gue melihat dia tampak putus asa, pasrah tapi juga merasa terluka.


Saya jadi iba dan hampir kasih racun tikus untuk memberikan jalan keluar atas segala masalahnya. Tapi dia adalah cowok yang tegar, padahal bukan Rossa. Jadi dia bisa menghadapi masalahnya dan akhirnya kini sudah move on (gue rasa). 


6. Teman Nangis di Tangga


Teman gue satu ini adalah teman seperjuangan sepenanggungan saat gue merintis karir nulis gue di Jakarta. Teman gue ini adalah seorang anak Tuhan yang taat dan hampir tidak pernah bolong pergi ibadah ke Gereja.


Siapa sangka, saat itu dia menjalani cinta satu arah dengan seorang anak band di Gerejanya. Sebenarnya saat itu dia sudah diberi tanda-tanda untuk tidak berharap banyak sama si abang ini. Tapi namanya cinta ya kan, bakal susah meski dikasih nasihat. *pesan gue, jangan pernah nasehatin orang yang lagi cinta-cintanya sebab hanya akan jadi hal percuma.


Gue pernah sekali waktu dia balik dari gereja dan gue lagi mau masak buat makan malam, tiba-tiba dia mewek gitu aja. Sebuah peristiwa membuat dia merasa tidak dihargai oleh si abang musisi tadi.


Padahal gue sudah melihat dan merasa, cuma lo nya keras kepala. Ingin gue mengucapkan kalimat itu sama dia. Tapi kan gue teman yang bersimpati, jadi gue menahan diri untuk tidak makin bikin dia merana. 


Sekarang dia sudah menemukan abang-nya yang baru. Yang pastinya sayang dan mencintai dia tanpa perlu bertaruh apa-apa. Abang musisinya ke mana? Ke laut, nyari ikan yang bisa membudaki dia.


7. Teman Kantor yang Jadi Lover


Berawal dari nonton Coco bareng, gue seolah dapet kesempatan untuk mengirimkan sinyal perasaan sama mas-mas itu. Gila, nggak peka nya ampun dah ah. Jadi, pacar gue yang sekarang awalnya hanya desainer di kantor lama gue yang cukup sering gue repotin. 


Mengenal dia selama empat bulan bikin gue mengamati dan ngenalin dia lebih dekat. Sampai akhirnya dia menyadari sinyal itu dan… disinilah kami sekarang. Nyaris tiga tahun bersama. Haha. Kalau membicarakan tentang dia nggak akan cukup dengan satu bagian di artikel saja.


Kalau ada challenge buat ngebicarain dia, pasti gue bakal update lagi.


8. Teman Ghibah Urusan Dewasa


Teman nulis gue ini adalah pembaca puisi yang selalu bikin gue merinding. Kalau lihat dia berpuisi, dijamin lo bakalan bisa merasakan pesan dari puisi tersebut. Ya, kesan itulah yang gue dapet saat lihat dia membaca puisi di Taman Ismail Marzuki. Mungkin dari sana juga awal perkenalan kami.


Tapi, kami baru akrab banget dan ngobrol ya belum lama ini sebenarnya. Isi obrolannya? Permasalahan orang dewasa dan segala dramanya tentu saja. Dari  masalah cinta, jodoh, urusan tempat tidur sampai zodiak. Random, ya.


Teman gue yang ini masih cari jodoh masa depannya. Denger-denger sih cowok yang cerdas secara emosi dan dewasa secara sikap. Nggak seganteng Afgan nggak apa-apa. Asal pas diajak ngobrol bisa dua arah dan nggak bisu kayak boneka. Begitu kan ya, Kak, kriterianya?


9. Teman Minum Boba


Dua teman kecil gue ini adalah keponakan gue sendiri. Kesayangan gue, kecintaan gue, dua puteri raja gue. Yang tanpa mereka, gue rasa gue nggak bakalan punya keseruan luar biasa. Kakak dan dedek punya karakter yang bertolak belakang.


Kakak si fotogenik yang rajin belajar. Dedek yang tampak memiliki minat seni dagang yang cukup tinggi dan belajar bukanlah passionnya. Dua-duanya manis dan nggak pernah ragu nunjukin sayangnya ke gue. Dari dua temen kecil gue ini gue mendapat banyak pelajaran.


Kesabaran, keikhlasan, ketelatenan dan cinta. Makasih ya, Nak.  


Demikianlah pembahasan gue tentang teman-teman gue yang cukup berpengaruh dan membuat gue bertumbuh. Terimakasih untuk banyak kesempatan dan kebersamaannya. Buat seru-seruannya. Maafkan jika memang gue pernah drama dan bikin kalian terluka. 


Peluk sayang.


rgrds/hl