Usia Sudah Matang, Tapi Kenapa Jodoh Belum Kunjung Datang? — Saya hidup di sebuah negara yang kurang menguntungkan dan berpihak pada perempuan. Ada banyak diskriminasi dan juga label yang diberikan, apabila perempuan tidak ‘mengikuti’ pakem atau standar yang telanjur mengakar. Salah satunya adalah tentang jodoh atau pasangan.
Hampir setiap tahun, komedi gelap tentang pasangan atau status single (jomlo) jadi bahan olok-olokan. Dari orang biasa sampai seleb pun tidak pernah ketinggalan membuat candaan terhadap status single seseorang. Padahal, apa masalahnya sih sendirian?
Dulu, saya pernah ada di posisi ngarep punya pasangan, sampai akhirnya pasrah dan kadung nyaman sendirian. Mau pergi atau melakukan sesuatu yang saya suka, tidak perlu pakai izin seseorang. Saya masih bebas melakukan semua hal tanpa terkekang dan pastinya terbebas dari tuntutan.
Saya tidak berkewajiban untuk mengabari seseorang tentang situasi atau kondisi saya sekarang. Saya tidak perlu repot mengkhawatirkan orang selain saya. Saya juga bisa jalan dengan siapa saja kapan saja, tanpa perlu dicurigai atau dituduh macam-macam.
Hanya saja, balik ke opening di atas. Saya hidup di sebuah negara yang sangat tidak memberi ruang terbuka pada perempuan. Di mana saya (seakan) tidak boleh nyaman sendirian. Saya dilarang untuk tak acuh pada status ‘BELUM KAWIN’ pada kartu tanda penduduk saya. Padahal urusan kawin dan tidak kawin, kan, bukan urusan negara.
Daripada Galau Belum Punya Pasangan, Mending Lakukan Hal Bermanfaat Ini
Maksud dari tulisan ini adalah bukan mengajak kamu semua untuk ikut merana dan meratap, ‘Ya Tuhan, kenapa sih jodohku belum datang juga?’. Tapi mengisi kekosongan atau kesendirian kamu dengan suatu hal yang positif. Saya yakin pasti akan berguna hari ini dan nanti.
Jangan habiskan waktu dengan menggalau sepanjang hari sambil share kutipan-kutipan bernada motivasi atau menguatkan diri, ya.
1. Upgrade Kualitas Diri
Daripada sibuk mengasihani diri, kenapa tidak coba meningkatkan kualitas diri? Lakukan demi dirimu sendiri, bukan karena semata untuk ‘menarik’ jodoh agar semakin dekat dengan kamu. Dengan meningkatkan kualitas diri, kamu jadi bisa membenahi hal-hal yang mungkin masih minus di diri kamu.
Cari informasi mengenai webinar berkualitas dan ikuti. Perbanyak menonton film atau dokumenter bagus. Daripada sibuk berghibah dan mengomentari hidup orang di media sosial, coba benahi hal yang masih berantakan di dirimu.
2. Lingkup Pertemanan Menyempit? Santai!
Circle pertemanan kamu sudah mengerucut? Tidak masalah. Akan jadi masalah kalau kamu drama dan memperpanjang pertanyaan mengapa satu persatu temanmu pergi.
Semakin dewasa, kita akan semakin bisa memfilter orang-orang yang layak bergaul dan diajak berbagi. Karena tidak semua orang bisa melakukan itu.
Jadi, apabila saat ini kamu hanya memiliki beberapa saja orang yang bisa kamu hubungi, yang bisa mendukung dan tidak ada hanya saat kamu bahagia saja, seharusnya kamu bersyukur.
3. Bungkam Mulut Kenyataan Dengan Prestasi
Tenang! Saya tidak menyuruh kamu serta merta menjuarai maraton atau kompetisi semacamnya. Saya hanya ingin mengajak kamu membuat sebuah daftar mengenai hal yang perlu kamu lakukan dan bisa memperbaiki kualitas hidup kamu. Salah satunya adalah bangun pagi.
Siapa bilang bisa bangun pagi bukan prestasi? Menurut Dr Tan Shot Yen, alarm tubuh akan otomatis nyala secara alami. Jadi, bukan oleh jam weker yang bunyinya kadang bikin kaget luar biasa.
Nah, cuma ada beberapa tipe orang yang memang agak sulit mendengarkan alarm yang dibunyikan tubuhnya sendiri. Saya termasuk kok. Haha. Jadi cara memperbaikinya adalah mulai biasakan diri untuk bangun lebih pagi dari biasanya.
4. Perbanyak Kegiatan Positif
Saat pandemi begini, semua aktivitas berubah. Termasuk jam kantor dan kegiatan yang sebelumnya sesuai jadwal. Semuanya jadi serba tidak pasti. Apalagi buat kamu yang WFH atau sudah melakukan semuanya di rumah/di kost saja seperti saya.
Mungkin beberapa waktu lalu kamu merasa hampir setengah waras karena sudah mulai sumpek dengan situasi yang saat ini terjadi.
Maka, inilah saatnya memulai kegiatan positif dan melakukannya terus menerus. Mulai dari belajar masak, mengompos (ini saya masih belajar teorinya juga haha), olahraga hingga membaca.
5. Berdamai Dengan Diri Sendiri
Sudahkah kamu berdamai dan selesai dengan dirimu sendiri? Apakah kamu memiliki hubungan yang baik dengan dirimu atau inner child yang ada dalam dirimu? Jika belum, sebaiknya selesaikan dulu.
Mereka yang belum selesai atau berdamai dengan diri mereka sendiri biasanya cenderung akan terus menyalahkan keadaan, kondisi dan ‘tantrum’ dengan hal-hal kecil. Sederhananya, orang dengan situasi ini akan lebih menjadi toxic people di masa depan.
6. Tinjau dan Perbaiki Hubungan Spiritual
Saya bukan orang yang religius. Tapi saat merasa isi gelas saya sudah hampir habis, saya tahu kapan waktu yang tepat untuk mengisinya. Yang saya sebut hubungan spiritual ini terlepas dari apapun keyakinan dan agama yang kamu percaya, ya.
Namun, maksud saya memperbaiki hubungan spiritual bukan semata karena ingin minta diberi jodoh saja. Karena hubungan dengan Sang Pencipta sangat personal, saya rasa kamu lebih tahu maksud dan tujuan kamu berkomunikasi dengan-Nya.
7. Luaskan Sudut Pandang, Biar Nggak Galau Sepanjang Jalan
Mungkin tidak semua, tapi seringnya orang-orang yang mengerdilkan kualitas sendiri dan kehilangan kepercayaan dirinya saat tak memiliki pasangan adalah karena point of view yang sempit. Jadi, coba sekarang lebarkan sudut pandangmu dan lihat betapa luas dunia ini.
Coba lihat betapa banyak hal yang dapat kamu lakukan saat masih bertatus sendiri. Memang benar bahwa jodoh atau pasangan harus diupayakan, namun menurut saya, semuanya tetap kembali pada seleksi alam dan faktor cocok dan tidak cocok.
Daripada memaksakan kebersamaan dengan orang yang mungkin tidak berkualitas dan malah bikin hidup kamu makan ati sepanjang hayat, apa tidak sebaiknya bersabar sambil melakukan hal bermanfaat seperti contoh di atas?
rgrds/hl