Mungkin kamu pernah mengalami saat sedang melihat kesuksesan orang lain dan bergumam, ‘Kok gue nggak bisa ya kayak dia?’. Atau, mungkin saat melihat pencapaian saudara kamu sendiri dan kamu berpikir, ‘Dia aja bisa begitu, kenapa gue nggak?’.
Apabila kamu pernah membanding-bandingkan dirimu sendiri dengan orang lain, tenang saja, kamu tidak sendiri. Saya juga pernah melakukan hal tersebut kok. Hanya saja, semenjak memasuki usia saya yang semakin berkurang ini, saya semakin mengurangi intensitas ‘membandingkan’ diri sendiri.
Saat itu saya sadar, saya mungkin tidak akan bicara seperti itu apabila saya mengenali diri sendiri. Kenapa? Sebab saat saya kenal sama diri sendiri, saya tahu bagaimana cara untuk memaksimalkan potensi.
Makanya, di artikel ini, saya akan coba memberikan informasi mengenai cara agar kamu bisa mengenali diri sendiri. Siapa tahu setelah kamu melakukan itu, kamu jadi bisa lebih memaksimalkan potensi di diri kamu.
Cara Mengenal Diri dan Potensi Sendiri
1. Keluar Dari Zona Nyaman
Itu bukanlah penggalan lirik Fourtwnty, ya. Tapi memang sebuah saran untuk kamu bisa mengenali diri sendiri. Biasanya saat kamu mengerjakan aktivitas yang itu-itu saja, tidak ada lagi tantangan yang bisa kamu jawab.
Kemampuan kamu memecahkan sebuah masalah atau menghadapi risiko pun berkurang. Nah, saat kamu keluar dari zona nyaman, hal tersebut bisa menantang kamu untuk melakukan hal yang diluar kebiasaan kamu.
2. Bersiap Dengan Risiko
Tentu saja, risiko akan selalu kamu hadapi. Entah kamu keluar dari zona nyaman atau tetap tinggal di zona nyaman selamanya. Hanya saja, jika kamu berencana keluar dari zona tersebut, maka siapkan dirimu untuk setiap risiko (terburuk) yang mungkin harus kamu hadapi.
Kedua poin ini sangatlah berhubungan. Ada banyak orang yang menghindari keluar dari zona nyaman karena tidak siap dengan risiko tak mengenakan yang mungkin mereka hadapi. Namun, ini adalah salah satu proses penting untuk mengenal diri sendiri.
3. Menerima Kekalahan dan Belajar Dari Kegagalan
Siapa yang suka dengan kekalahan? Apalagi jadi orang yang gagal? Saya yakin hampir semua orang. Sebab biasanya kekalahan dan kegagalan bisa membuat kamu larut dan tak berdaya untuk bangkit lagi.
Tidak sedikit yang mengalami trauma ringan hingga serius. Saya pernah juga kok mengalami itu. Akan tetapi, sebaiknya kamu tidak terlalu lama berkutat dengan rasa sedih. Meski jika memang kamu memerlukan itu untuk sementara waktu, ya tidak apa. Sedih, kecewa, marah dan berduka juga adalah bentuk emosi yang perlu dirasakan manusia.
Percayalah pengalaman kalah dan gagal bisa membuat kamu justru semakin tinggi dan memiliki semangat lebih besar dari biasanya. Tidak jarang juga, sudut pandang kamu menjadi lebih luas dan menyikapi peristiwa tersebut dengan bijak.
4. Buat Artikel Tentang Diri Kamu Sendiri
Waktu saya masih sekolah dulu saya sering melakukan hal ini. Membuat sebuah tulisan yang isinya hanya pujian terhadap diri sendiri. Sedikit narsis namun saya tidak berusaha melebih-melebihkan. Tulisan itu juga hanya untuk jadi konsumsi saya sendiri, tidak untuk dipublikasikan.
Dalam proses penulisan itu, saya pun jadi sadar bahwa ada banyak hal yang kadang saya lupakan tentang diri saya sendiri. Misalnya adalah kekuatan dan kelebihan yang ada pada diri saya. Sebab biasanya, saya hanya fokus pada apa yang kurang atau kelemahan saya yang rasanya terlalu banyak.
Dengan membuat artikel atau tulisan tentang diri sendiri, kita jadi bisa meninjau seberapa banyak atau dalamkan kemampuan kita. Apa saja sifat buruk dan baiknya. Apa saja yang bisa dilakukan agar kelebihan kita bisa jadi sesuatu yang dilihat dan dihargai orang.
5. Berdamai Dengan Masa Kecil
Kamu pernah mendengar atau tahu apa itu inner child? Untuk sebagian besar orang inner child mereka cukup berpengaruh sebab masih memberikan reaksi lho. Inner child merupakan sisi kepribadian manusia yang masih tertinggal dan terbawa hingga dewasa.
Kepribadian ini terasa seperti anak kecil atau sisi kekanak-kanakan yang sering terlihat dalam diri. Inner child terbentuk dari sebuah peristiwa traumatis atau kejadian tak terlupakan yang mempengaruhi setiap keputusan atau cara pandang.
Biasanya, seseorang yang masih memiliki inner child akan menyikapi sebuah situasi atau kondisi dengan meledak-ledak, cenderung mudah marah atau tersinggung dan tidak jarang bisa dengan enteng memutus relasi dengan seseorang.
Jika seserius ini, sebaiknya kamu datang pada dokter untuk langsung berkonsultasi. Namun, kamu masih bisa lakukan sendiri jika memang inner child kamu tidak terlalu mengganggu. Tapi bagaimana bisa kita tahu? Kan, sudah tidak ingat juga.
Mungkin benar kamu sudah tidak ingat. Tapi, ketahuilah bahwa tubuh merekam dan mengingat dengan baik semua kejadian selama kamu hidup. Terutama sesuatu yang menimbulkan rasa sakit dan bahagia.
Cara mengenali diri sendiri satu ini mungkin memang terasa emosional dari yang lain. Sebab proses untuk menyembuhkan inner child bisa jadi panjang dan memerlukan banyak waktu. Namun, perjalanan tersebut akan sangat personal. Sebab kamu jadi lebih bisa mempelajari dirimu sendiri.
Masing-masing orang masih memiliki inner child dalam diri mereka. Hanya saja kondisinya tentu berbeda. Jika kamu ingin berdamai dengan dia, coba jawab pertanyaan saya ini. Apakah kamu sering menyapanya setiap pagi? Apakah kamu sudah menerimanya sepenuh hati?
Dengan menyadari kalau kamu punya inner child dalam diri akan membuat kamu lebih peduli dan perhatian. Sadari jika ada seseorang dalam dirimu yang perlu diterima dan dicinta.
Tidak ada salahnya menyisihkan waktu untuk berdialog dengan versi kanak-kanakmu. Katakan padanya bahwa waktu sudah berlalu dengan cepat. Kini kalian sudah dewasa dan hidup di masa kini dengan lebih baik.
Dengan mengabaikan inner child kamu mungkin sedang mewariskan rantai setan tersebut pada generasi selanjutnya. Hentikan rantai derita tersebut hanya di dirimu saja. Caranya? Sadari, akui, terima dan cintai dia apa adanya.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar