Social Media

Show, don't tell!

My Favorit TV Series Ever

Gue sudah melewatkan banyak hal. Film-film bagus, serial bagus, buku bagus, webinar bagus dan lain-lainnya. Gue sadar gue nggak bisa mengikuti itu semua dengan segala keterbatasan gue.


Ya karena waktu, ya biaya, sampai akses. Apalagi dulu bisa dibilang gue nggak se-upgrade sekarang yang ngerti, paham, kenal dan tahu informasi, wawasan dan lainnya. Jadi, untuk mengejar beberapa ketertinggalan gue, gue nggak keberatan buat ngulas satu persatu hal yang mungkin sudah gue lewatkan itu.


Salah satunya adalah pembahasan soal serial TV favorit yang masuk dalam tema #30dayswritingchallenge yang lagi gue ikutin. Hari ini gue lagi kurang sehat makanya nggak bisa nulis begitu banyak, tapi semoga bisa tetap ada valuenya, ya. I hope so.


My Favorit TV Series Ever


1. Friends


https://static01.nyt.com/

Series TV pertama yang gue favoritkan tentu saja Friends. Tokoh Monica yang gue rasa gue banget itu berhasil membuat gue terpikat di episode pertama dan akhirnya melanjutkan sampai episode terakhir di musim 10 mereka. :( Tayang pertama pada tahun 1994 siapa sangka kalau Friends begitu melekat di hati penggemarnya sampai kini.


Malah di detik-detik terakhir penayangan seriesnya, gue mewek beneran. Kayak, nooooo, gue nggak mau pisah sama kalian. Monica, Chandler, Joey, Rachel, Phoebe dan Ross berhasil bikin gue merasa hidup jadi salah satu tetangga mereka. Konfliknya terasa dekat sekali.


Kalau lo belum pernah nonton dan penasaran sebagus apa sih seriesnya, lo bisa tonton di Netflix dan nikmati seseruan perjalanan hidupnya enam tokoh utama yang drama tapi witty banget itu.


2. Sex Education Netflix Series


https://www.hynerd.it/

Series ini termasuk baru, nggak kayak Friends. Cuma tema yang diangkat tentu saja seperti judulnya, sangat mengedukasi sekali terutama untuk hal tabu yang seringkali dihindari di negeri ini. Jangankan dapat pengetahuan soal alat kelamin sendiri, pas gue mens pertama aja nyokap kayak kagak supportive banget.


Tiap gue inget sedih banget. Gue bertekad jika gue punya anak di masa depan dan dia perempuan, akan gue ajarin wawasan tidak menyesatkan yang saat ini gue tahu. Biar dia hidup dengan bebas tanpa perlu takut untuk jadi diri sendiri.


Oh balik lagi ke seriesnya. Jadi ini tuh bercerita tentang tokoh remaja dimana mereka menghadapi momen pubertas yang tentu saja banyak hal tabu yang kemudian terjadi. Datang bulan, berhubungan pertama kali, masturbasi dan lain halnya. 


Gue duga kalau orang Indonesia yang bikin sudah kena cekal FPI karena dianggap merusak, menjerumuskan generasi muda dan tuduhan semacamnya. Padahal edukasi macam itu sangat berguna dan diperlukan banyak anak muda biar nggak salah jalan.


3. Avatar: The Legend of Aang


https://i.redd.it/

TV series favorit berikutnya bukan live action melainkan kartun tapi gue sama sekali nggak bosen buat nonton ini. Perjalanan Aang, avatar yang kelihatan cupu buat menyelamatkan dunia terasa keren banget buat gue.


Tapi jujur aja gue kagak begitu ngefans sama Aang. Justru suka sama Zuko. Lah gimana dah? Zuko kan jahat. Iya tapi kan jadi baik. Hahaha. Di mata gue Zuko tuh ganteng dan gemesin tahu nggak. Makanya gue betah nonton Avatar terutama kalau lagi nyeritain negara api atau Zuko. 


4. Si Doel Anak Sekolahan


https://cdn2.tstatic.net/

Yes, gue adalah penonton Si Doel Anak Sekolahan yang bersedia mengorbankan tidur siang demi bisa nonton keseruan Babe Sabeni, Bang Mandra, Atun dan Mas Karyo kalau berantem. Apalagi salah satu tv Nasional menayangkan kembali. Makin senang lah gue.


Meskipun si Doel dibilang pakboy di era 90’an yang bisa ngegebet cewek-cewek cakep cuma bermodalkan sembahyang mengaji, tapi percayalah cerita, plot dan problem yang diangkat terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tentu adegan Atun kesangkut tanjidor adalah yang paling savege!


Segitu dulu ya cerita gue tentang TV series favoritnya karena this is my first day of my period dan lagi kram-kramnya. Next maybe bakal gue update lagi. Thank you buat yang sudah baca. 


rgrds/hl


When I Talk About My Friends Who May Have Talked About Me

Geng Cinta yang tergambar di film Ada Apa Dengan Cinta? (2020) seakan menjadi trendsetter yang bikin semua kaum cewek pengin punya geng kayak mereka. Yang asyiknya kayak mereka, yang seru kayak mereka, yang bisa saling ngertiin satu sama lain kayak Cinta, Maura, Milly, Karmen dan Alya.


Masalahnya, in real life, kadang hidup kan belokannya nggak bisa direncanakan kayak di film, ya. Ada saja struggling dan tantangannya. Gue sendiri juga ngerasain ada beberapa orang yang dirasa akan jadi teman selamanya, tapi malah sudah nggak pernah berkabar lagi sejak lama.


Jadi di #30dayswritingchallenge hari ini gue akan membahas satu persatu sahabat gue tanpa menyebutkan nama-nama mereka. Gue yakin saat mereka baca tulisan ini pun mereka akan sadar mereka yang mana. Lol.


When I talk about my friends who may have talked about me


When I talk about my friends who may have talked about me
https://www.unsplash.com


Ini judulnya memang sengaja gue bikin kayak salah satu film yang gue suka garapan Mouly Surya yaitu ‘What They Don't Talk About When They Talk About Love’. Ada kisah persahabatan di film itu yang bikin gue gemes dan haru. Yah, andai hidup bisa terus semenarik itu.


Kalau ngomongin soal teman atau sahabat, kadang gue bingung musti mulai dari mana. Sebab sahabat yang gue punya juga bisa dibilang nggak begitu banyak. Jadi mari mulai membahas dari pas gue kecil aja, ya.


1. Teman Dibully Bareng


Waktu gue SD, ada seorang anak pindahan yang kemudian langsung gue todong duduk bareng gue. Sikap bossy dan (sok) mengintimidasi dari kecil membuat gue berhasil bikin anak cewek ini duduk sebangku gue.


Perawakannya tinggi, mirip gue dan dia juga pinter. Nggak disangka memasuki kelas lima sampai enam, gue dan dia jadi korban risak teman kami sendiri. Teman satu kelompok kami sendiri. Bayangin aja. Selama dua tahun gue menderita batin karena terus menerus dirisak, disindir, dinyinyirin, disalah-salahin.


Yang paling gue inget kemudian kami menangis berjamaah di toilet sekolah saat itu dan mengutuk serta menyumpahi agar anak lelaki songong tak tahu diri itu merasakan akibatnya di kemudian hari. Eh, entah karena kutukannya bekerja atau memang sudah jalan takdirnya, saat lulusan SD, dia tidak lulus.


Sahabat gue yang itu, masih keep in touch sampai sekarang. Karena hingga masuk SMP, kami masih bersama-sama. Hanya pas SMA kami sempat kehilangan kontak cukup lama. Terima kasih Facebook karena telah membuat kami bertemu lagi. 


2. Teman Makan Siang Bareng


Saat gue kelas dua SMP, akhirnya gue sekelas lagi sama sahabat gue dari kecil itu. Kami sebangku lagi, kayak reuni. Nah, di kelas ini lah hidup gue seakan ketambahan personil baru. Awalnya sih gue ogah bergaul karena dia anak guru. Tapi lama kelamaan, malah klop banget.


Dulu itu kayaknya yang bisa bikin kami dekat karena lokasi tempat duduknya sebelahan dengan kami (gue dan sahabat gue yang pertama tadi). Dan dia suka narik kursi ke dekat meja kami pas jam makan siang dan makan siang bareng.


Sampai kemudian selepas SMP kami masuk SMA yang tidak searah. Semuanya berpencar. Gue juga kaget nggak ada yang satu SMA sama gue sekarang. Terus baru bertemu lagi di tahun 2015 kalau nggak salah dan bisa keep in touch lagi.


Cuma beberapa bulan lalu ada something yang terjadi antara kami. Awalnya gue pikir itu kesalahpahaman. Tapi setelah lama gue telusuri dan introspeksi, ternyata itu guenya aja yang lagi drama.


Mungkin saat itu dia nya juga lagi tidak siap menerima gue yang sedang sulit dihadapi. Bersitegang? Bisa jadi. Yang jelas, hubungannya jadi tidak secair dan sehangat dulu. Tapi gue masih berharap kalau kami bisa nyatu dan temenan lagi kayak biasa. Cuma kalau itu adalah keinginan yang ketinggian, gue berharap dia baik-baik saja.


3. Teman Kembar


Sebenarnya mereka tidak kembar dalam arti yang sebenarnya, sih. Tapi ada beberapa kesamaan dan kemiripin dari segi wajah. Hal tersebut bisa terjadi karena mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama. Dua cewek ini juga adalah dua personil yang masuk setelah sahabat gue yang kedua tadi. 


Sampai kemudian kami berempat sok asyik bikin geng yang namanya Masakan Nyokap. Jadi dulu itu ada film judulnya 30 Hari Mencari Cinta. Nah, salah satu gebetan si Gwen itu bikin lagi judulnya Masakan Nyokap. Berhubung kami lagi movie time bareng kala itu, jadi dari situlah nama Masakan Nyokap muncul. Sungguh tidak inspiratif, ya. Haha. 


Dua teman kembar gue ini sudah sama-sama menikah. Yang pertama sudah punya dua krucil sepasang cewek cowok yang gemesin. Yang kedua masih sibuk dan enjoy sebagai wanita karir. Tapi dari postingan whatsapp yang gue kepoin sih, hidup mereka baik-baik saja dan tetap asyik. 


4. Teman Beranjak Dewasa


Di masa remaja-dewasa gue, gue punya teman satu ini. Kami ketemu dan kenal di SMA, dan semenjak itu gue punya dia sebagai sahabat yang ngertiin dan hampir selalu ada. Anaknya pendiem, nggak banyak omong. Dulu. Sekarang sudah beda cerita. Dia bahkan jadi lebih cerewet dari biasanya. Haha.


Fakta menariknya, teman gue satu ini kawin eh nikah sama temen SMP gue. Iya, gue yang ngenalin memang. Cuma kalau nggak jodohnya, ya tetap nggak bakal jadi kan?! Jadi karena memang jodoh saja.


Gue sama dia juga sempat nggak ada kontakan selama beberapa lama. Bahkan pas doi kawinan aja gue nggak datang. Saat itu ada di salah satu postingannya, dia menyebutkan tentang pertemanan dewasa yang minim drama.


Mungkin tidak secara eksplisit ditujukan buat gue, tapi gue merasa ucapannya menyentil gue. Gue sadar karena saat itu gue masih tidak dewasa dan banyak drama. Dia yang lebih dewasa dan mau legowo ngadepin sifat gue yang itu dan akhirnya kami berjarak untuk beberapa waktu.


Tapi sekarang semuanya sudah membaik kok. Kami sudah bertemu, duduk dan minum bareng. Kami juga sudah berbincang tentang satu sama lain selama berjauhan itu. Gue harap kedepannya akan selalu baik-baik saja.


5. Teman Pesan-Antar


Ya, teman gue yang satu ini bukanlah perempuan seperti empat sebelumnya. Tapi nyamannya gue sama dia sama kayak nyamannya gue ke temen-temen perempuan gue yang lain. Mungkin karena dia sompral dan aneh juga, sih. Makanya kami cocok berteman sampai sekarang.


Kenapa gue menamainya teman pesan-antar bukan karena doi kang ojol. Tapi, karena di beberapa kesempatan gue kerap merepotkan dia dengan memesan (menjemput) dan mengantar gue balik. Padahal jarak rumah kami tentu saja tidak searah. 


Teman gue yang satu ini juga pernah mengalami pahit getirnya menjalin hubungan yang ditusuk dari belakang #ehgimana. Diselingkuhi, maksudnya. Dan itu pertama kalinya gue melihat dia tampak putus asa, pasrah tapi juga merasa terluka.


Saya jadi iba dan hampir kasih racun tikus untuk memberikan jalan keluar atas segala masalahnya. Tapi dia adalah cowok yang tegar, padahal bukan Rossa. Jadi dia bisa menghadapi masalahnya dan akhirnya kini sudah move on (gue rasa). 


6. Teman Nangis di Tangga


Teman gue satu ini adalah teman seperjuangan sepenanggungan saat gue merintis karir nulis gue di Jakarta. Teman gue ini adalah seorang anak Tuhan yang taat dan hampir tidak pernah bolong pergi ibadah ke Gereja.


Siapa sangka, saat itu dia menjalani cinta satu arah dengan seorang anak band di Gerejanya. Sebenarnya saat itu dia sudah diberi tanda-tanda untuk tidak berharap banyak sama si abang ini. Tapi namanya cinta ya kan, bakal susah meski dikasih nasihat. *pesan gue, jangan pernah nasehatin orang yang lagi cinta-cintanya sebab hanya akan jadi hal percuma.


Gue pernah sekali waktu dia balik dari gereja dan gue lagi mau masak buat makan malam, tiba-tiba dia mewek gitu aja. Sebuah peristiwa membuat dia merasa tidak dihargai oleh si abang musisi tadi.


Padahal gue sudah melihat dan merasa, cuma lo nya keras kepala. Ingin gue mengucapkan kalimat itu sama dia. Tapi kan gue teman yang bersimpati, jadi gue menahan diri untuk tidak makin bikin dia merana. 


Sekarang dia sudah menemukan abang-nya yang baru. Yang pastinya sayang dan mencintai dia tanpa perlu bertaruh apa-apa. Abang musisinya ke mana? Ke laut, nyari ikan yang bisa membudaki dia.


7. Teman Kantor yang Jadi Lover


Berawal dari nonton Coco bareng, gue seolah dapet kesempatan untuk mengirimkan sinyal perasaan sama mas-mas itu. Gila, nggak peka nya ampun dah ah. Jadi, pacar gue yang sekarang awalnya hanya desainer di kantor lama gue yang cukup sering gue repotin. 


Mengenal dia selama empat bulan bikin gue mengamati dan ngenalin dia lebih dekat. Sampai akhirnya dia menyadari sinyal itu dan… disinilah kami sekarang. Nyaris tiga tahun bersama. Haha. Kalau membicarakan tentang dia nggak akan cukup dengan satu bagian di artikel saja.


Kalau ada challenge buat ngebicarain dia, pasti gue bakal update lagi.


8. Teman Ghibah Urusan Dewasa


Teman nulis gue ini adalah pembaca puisi yang selalu bikin gue merinding. Kalau lihat dia berpuisi, dijamin lo bakalan bisa merasakan pesan dari puisi tersebut. Ya, kesan itulah yang gue dapet saat lihat dia membaca puisi di Taman Ismail Marzuki. Mungkin dari sana juga awal perkenalan kami.


Tapi, kami baru akrab banget dan ngobrol ya belum lama ini sebenarnya. Isi obrolannya? Permasalahan orang dewasa dan segala dramanya tentu saja. Dari  masalah cinta, jodoh, urusan tempat tidur sampai zodiak. Random, ya.


Teman gue yang ini masih cari jodoh masa depannya. Denger-denger sih cowok yang cerdas secara emosi dan dewasa secara sikap. Nggak seganteng Afgan nggak apa-apa. Asal pas diajak ngobrol bisa dua arah dan nggak bisu kayak boneka. Begitu kan ya, Kak, kriterianya?


9. Teman Minum Boba


Dua teman kecil gue ini adalah keponakan gue sendiri. Kesayangan gue, kecintaan gue, dua puteri raja gue. Yang tanpa mereka, gue rasa gue nggak bakalan punya keseruan luar biasa. Kakak dan dedek punya karakter yang bertolak belakang.


Kakak si fotogenik yang rajin belajar. Dedek yang tampak memiliki minat seni dagang yang cukup tinggi dan belajar bukanlah passionnya. Dua-duanya manis dan nggak pernah ragu nunjukin sayangnya ke gue. Dari dua temen kecil gue ini gue mendapat banyak pelajaran.


Kesabaran, keikhlasan, ketelatenan dan cinta. Makasih ya, Nak.  


Demikianlah pembahasan gue tentang teman-teman gue yang cukup berpengaruh dan membuat gue bertumbuh. Terimakasih untuk banyak kesempatan dan kebersamaannya. Buat seru-seruannya. Maafkan jika memang gue pernah drama dan bikin kalian terluka. 


Peluk sayang.


rgrds/hl

Apa Definisi Kebahagiaan yang Sebenarnya?

https://www.pexels.com


"Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful." — Albert Schweitzer

Satu kutipan itu bikin pagi gue cukup hangat dan dipenuhi dengan rasa syukur. Kenapa? Karena kutipannya cukup membuat gue semakin mengerti bahwa bahagia bisa menjadi banyak kunci dari beberapa hal yang ada di hidup ini. Tentunya tanpa kita sadari. 


Itulah juga kenapa gue mengerti ketika salah satu dokter jantung bokap pernah bilang bahwa kalau mau sakitnya cepat sembuh bukan rutin minum obat, tapi perbanyaklah bahagia. Buat hati senang. Nah, masalahnya, emang gampang bikin hati langsung senang?


Di kesempatan ini gue akan coba menjelaskannya, apa yang dimaksud dengan kebahagiaan itu sendiri? Karena bahagia versi tiap orang pastinya berbeda-beda. 


"Bahagia itu mudah, memenuhi ego dan ekspektasinya yang susah." — Halluna


Apa Definisi Kebahagiaan yang Sebenarnya?


1. Kenapa Orang Sulit Bahagia?


Apa Definisi Kebahagiaan yang Sebenarnya?
https://www.pexels.com


Mungkin sudah ada ribuan artikel, kutipan, lagu bahkan mungkin film yang memberikan pesan moral untuk memudahkan diri dalam menjemput bahagia. Tapi dalam setiap praktiknya, seseorang akan selalu merasa kesulitan. Kira-kira kenapa bisa begitu, ya?


Menurut sebuah penelitian kecil-kecilan yang gue lakukan dalam lingkup keluarga gue sendiri, gue bisa menemukan jawabannya. Jadi ketika ada perasaan-perasaan toksik yang dimenangkan, maka kebahagiaan akan semakin sulit dirasakan.


Perasaan toksik itu apa saja misalnya? Beberapa perilakunya sudah pernah gue bahas di artikel ini. Jadi seumpama lo lebih mudah bereaksi negatif pada sebuah situasi atau kondisi ketimbang menyikapi dengan pikiran positif, maka bisa dipastikan lo orang yang sulit merasa bahagia.


Dari hal kecil saja lo tidak bisa menemukan alasan bahagia, jadi apalagi dari hal yang lebih besar kan?!


"Happiness is not something you postpone for the future, it is something you design for the present." — Anonymous


2. Tidak Mengenali Kekurangan dan Kelebihan Diri


Apa Definisi Kebahagiaan yang Sebenarnya?
https://www.pexels.com


Kenapa hal ini gue singgung, sebab saat seseorang tidak menyadari value dirinya sendiri, maka jelas orang tersebut tidak bisa menciptakan kebahagian sendiri. Gue kasih contoh lagi. Bukannya waham, tapi gue adalah orang yang gampang nyiptain bahagia gue sendiri.


Caranya? Makan sesuatu yang gue suka. Ngobrol dengan orang yang gue seneng. Nonton film kegemaran gue atau nyanyi-nyanyi sendiri. Terdengar remeh dan tidak wah, ya. Tapi sadar tidak bahwa apa yang gue contohkan tadi itu hal-hal yang bisa dibilang simpel banget.


Karena gue tahu apa yang jadi kekurangan gue dan kelebihan gue sendiri. Gue orang yang gampang bergaul atau berteman dengan orang baru. Kekurangannya? Gampang banget percaya sama orang. Makanya nggak jarang gue dimanfaatin sama orang lain. T_T


Jadi, bisa gue bilang akan sangat membantu jika lo sadar dan kenal sama diri lo sendiri. Seperti apa strength, weakness, humanity, pathos, fear dan sifat-sifat dasar lainnya yang bisa lo tinjau sendiri sambil makan kacang atom, kayak gue sekarang.


"Happiness is a choice. You can choose to be happy. There’s going to be stress in life, but it’s your choice whether you let it affect you or not." — Valerie Bertinelli


3. Berkonsultasi Dengan Ahli


https://www.pexels.com


Akhir-akhir ada banyak sekali orang yang mulai berani mengangkat isu tentang mental illness. Jadi gue yakin pembaca gue di blog ini juga sudah pada pinter untuk memahami bahwa orang yang sakit jiwanya adalah orang yang butuh pertolongan dengan segera. 


Jangan risak dia, jangan jauhi, jangan memberikan label macam-macam. Justru rangkul dia, dukung dia dan beritahukan jika hal tersebut sudah sangat serius maka tidak ada salahnya mencari bantuan ahlinya. 


Gue pernah nemuin psikolog, grup healing sampai ikut daily routine di salah satu apps kesehatan mental untuk membantu gue yang saat itu agak depresi sampai sulit tidur berhari-hari. 


Masalahnya masih banyak yang belum teredukasi bahwa hanya satu atau dua kali ketemu psikolog/psikiater akan langsung sembuh atau minimal menunjukan perubahan. Lah, dikata psikolognya kang sulap apa gimana? #sad


Luka yang kelihatan di permukaan lebih mudah sembuh karena bisa cepat ditindak atau ditangani. Sementara luka batin atau luka yang ada dalam jiwa itu perlu pendeteksian yang lebih serius dan jauh lagi. Nggak bisa satu atau dua kali konsultasi langsung ada solusi. 


Tidak jarang orang harus berkonsultasi hingga enam sampai delapan kali baru bisa ketahuan ‘akar lukanya’ ada di mana. Untuk itulah, kerjaannya psikolog/ psikiater seolah hanya ‘ngobrol-ngobrol’ doang. Padahal mereka sedang menggali informasi pasiennya sendiri.


Siapa tahu, penyakit batin atau luka hati yang nggak kelihatan itu menjadi salah satu faktor sulitnya kamu untuk mengalami bahagia. Jika sudah seperti itu, tidak apa-apa kok mencari pertolongan pada ahlinya segera.


Semoga setelah ini, tidak ada lagi yang merasa bingung atau pause beberapa menit saat ditanya apa sih yang dimaksud dengan kebahagiaan itu?


Peluk erat.


rgrds/hl


ps: Artikel ini merupakan rangkaian dari #30dayswritingchallenge memasuki hari kesembilan.

Lagu-lagu Ini Wajib Masuk Playlist Saat Sedang Nulis

Memasuki hari kedelapan #30dayswritingchallenge ini gue masih bersemangat dan makin terinspirasi menulis. Tema hari ini adalah The Power of Music alias kekuatan dari sebuah musik atau lagu. Sedikit cerita, gue memiliki beberapa lagu latar saat sedang berproses kreatif. Makanya, tema kali ini akan lumayan membahas tentang itu.


Jauh sebelum k-Pop melanda dan bikin demam seantero jagat, gue adalah pendengar radio yang militan. Di sana gue bisa menemukan jenis musik dan lagu apa saja yang kemudian menginspirasi gue menulis. 


Dari satu kalimat atau situasi dalam sebuah lagu bisa membuat gue langsung tergambar sebuah adegan atau ide cerita baru yang menarik untuk gue eksekusi. Tapi tidak selalu.


Kalau lagi subur, dari satu buah lagu, gue bisa menghasilkan beberapa adegan yang sangat membantu saat berproses kreatif. Tapi, kalau lagi mampet, mau dengerin lagu sampai berjam-jam juga tidak ada yang bisa terpikir kecuali hanya ingin memasuki masa tenang (kek pemilu astaga lol).


Lagu-lagu Ini Wajib Masuk Playlist Saat Sedang Nulis


1. Plastic Love — Mariya Takeuchi 


https://media.japanesestation.com/

Lagu klasik dengan genre city pop ini mungkin adalah lagu lama. Namun berkat seorang penyanyi cover di YouTube dan music videonya yang dibuat setelah lagunya pertama kali mengudara 35 tahun yang lalu, lagu ini seakan kembali populer. 


Saat menulis beberapa artikel di blog, gue memasukkan lagu ini ke dalam playlist. Selain karena easy listening, liriknya juga memiliki makna yang menginspirasi gue membuat tiga adegan dan dua ide cerita. Lumayan, kan?! Haha.


2. Gurenge — LiSa


https://zetizen.radarcirebon.com/

Lagu yang masuk playlist berikutnya saat sedang menulis adalah OST nya Kimetsu No Yaiba alias Demon Slayer. Yup, lagu ini mengandung insulin yang bisa mendongkrak semangat mengalahkan double shot espresso yang sudah haram gue minum (karena Gerd yang gue derita sekarang).


Lirik dari lagu ini juga sungguh membuat semangat. Makanya pas banget dipilih sama pihak pembuat animenya untuk menjadikannya opening di musim pertama. Meskipun tidak menginspirasi ide cerita, tapi semangat yang diperoleh saat dengar lagu ini luar biasa.


3. Don’t Stop Me Now — Queen


Lagu-lagu yang Masuk Playlist Saat Sedang Nulis
canva.com/designbymyself

Lagu ini pernah menemani masa kecil gue sampai gue SMA. Cuma gue nggak tahu kalau Queen memiliki power seluar biasa itu, sampai gue nonton Bohemian Rhapsody di bioskop 2 tahun lalu. 


Semua personil Queen seolah memiliki magisnya tersendiri hingga menjadikan band maupun lagu-lagunya masih dinikmati miliaran penggemar mereka hingga sekarang. Meskipun sang vokalis, Freddie Mercury, yang merupakan sosok kontroversial sudah lama berpulang.


Dari lagu ini gue juga terinspirasi sekitar dua ide cerita yang merupakan sebuah adegan atau kejadian dari salah satu cerpen gue.


4. Firasat — Cover by Knuckle Bones


Lagu-lagu yang Masuk Playlist Saat Sedang Nulis
https://beritabaik.id/

Lagu ciptaan Dewi Dee Lestari ini sudah pernah dinyanyikan oleh Marcell, sang mantan suami, Raisa (penggemar Marcell sejak di awal karir) hingga Dee sendiri. Namun versi miliki Knuckle Bones ini terdengar sangat powerfull dan tetap bikin merinding. Salut sama suara penyanyinya.


Sejak gue SMP, gue seakan memiliki keterikatan khusus dengan lagu ini. Lagu yang seolah mengiringi kepergian bokap yang seperti liriknya, tidak pernah kembali lagi. Di awal-awal dengar Marcell nyanyi ini tentu saja gue nangis. 


Gue lupa ada berapa banyak ide cerita yang menginspirasi gue dari satu lagu ini. Tapi yang jelas lagu ini menjadi salah satu lagu penguat dan luapan emosi yang gue miliki di masa itu. Aih, jadi sedih.


5. Rehat — Kunto Aji


https://pophariini.com/

Mungkin bukan cuma gue yang merasa lagu-lagunya Kunto Aji di album Mantra Mantra sangat personal dan ‘mengena’. Salah satu lagunya yang membuat gue kadang nangis dan bisa merasa lebih baik adalah Rehat.


Dari lagu ini mungkin gue tidak mendapatkan inspirasi atau ide cerita. Tapi lagu ini masuk ke playlist gue saat nulis sebab gue merasa seakan dikuatkan dan ditemani. Lagu yang terdengar seperti suara bijak teman lama yang sudah paham dan kenal kita apa adanya. 


rgrds/hl


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend

Hari ketujuh dari tantangan #30dayswritingchallenge ini gue diharuskan menulis tentang favorite movies atau film kesukaan. Kalau ngomongin film kesukaan gue biasanya bakal panjang lebar menjelaskan nih. Haha. Secara ada banyak banget film yang gue favoritkan.


Tapi biar fokus dan tetap seru, gue akan share lima saja daftar film (berbagai genre) atau serial yang difavoritkan sampai bulan September tahun 2020 ini.


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend


1. Spirited Away


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend
https://www.dailydot.com/

Pertama kali nonton film besutan Studio Ghibli satu ini, gue nggak pernah bisa ngelupain setiap detail adegan maupun soundtracknya. Filmnya terlihat sederhana. Yakni tentang anak yang terpaksa pindah mengikuti orangtuanya, tapi malah dapat petualangan luar biasa buat nyelamatin mereka. 


Pengalaman menikmati karya Hayao Miyazaki yang lainnya adalah My Neighbor Totoro dan The Wind Rises. Semuanya bisa ditonton di Netflix.


2. The Game Changer


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend
https://www.dietdoctor.com/

Ini merupakan sebuah film dokumenter yang cukup mempengaruhi cara pandang gue pada apa yang gue makan. Yup, film ini menceritakan perubahan seseorang saat mengganti makanannya dengan semua yang berbahan dasar nabati dan meng-cut hewani sama sekali.


Meskipun film ini lumayan mendapatkan banyak kritikan dari beberapa orang yang mengatakan terlalu lebay atau dilebih-lebihkan, tapi menurut gue beberapa penjelasannya justru masuk akal.


Jadi sebelum nonton The Game Changer gue sudah lebih dulu baca bukunya Dr. Tan Shot Yen yang menjelaskan tentang pola hidup dan pola makan orang sekarang yang jauh dari kata sehat. Karena penasaran dengan maksud beliau, gue baca lah penjelasannya dan lagi-lagi gue merasa yang disampaikannya sangat make sense.


3. Friends


https://images-na.ssl-images-amazon.com/

Series ini tayang saat gue mungkin baru pertama kali belajar jalan. Tayang perdana di tahun 1994, tapi serial satu ini sampai sekarang masih diidolakan seluruh dunia. Pamor dan kepopuleran Friends sangat fantastis, seakan menjadi legenda. 


Karakter Rachel, Monica, Joey, Phoebe, Chandler dan Ross seakan tidak kehilangan penggemarnya. Kini, gue menjadi salah satunya. Serial ini bisa lo tonton di Netflix juga.


4. Reply 1988


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend
https://i.ytimg.com/

Siapa yang bisa mengabaikan serial ini? Gue yakin baru nonton episode perdananya aja orang bakal langsung tertarik buat ngelanjutin ke episode selanjutnya sampai tamat. Cerita tentang lima anak yang menjalani masa remaja di tahun 1988-an ini memang seru sekaligus haru.


Karena gue salah satu korban kekocakan orang-orang di blok Ssangmun-dong. Gue dan pacar gue selalu bikin agenda nonton bareng tiap habis kerja untuk ngelarin satu episode atau lebih pas weekend. Review lengkapnya sih sudah gue tulis di sini


5. 3 Hari Untuk Selamanya


Ini Deretan Film Favorit yang Wajib Ditonton Saat Weekend

Film favorit gue yang terakhir di artikel kali ini adalah 3 Hari Untuk Selamanya. Film besutan Riri Riza tersebut rilis pada 2007. Menceritakan dua sepupu, Yusuf dan Ambar yang melakukan perjalanan ke Yogyakarta untuk menyaksikan pernikahan saudara mereka.


Ada banyak dialog yang bikin mikir dan menyentil gue. Di sini Mas Nico eh Mas Yusuf kelihatan seperti seorang cowok baik-baik yang gemesin banget. Kelihatannya lho, ya. Jadi buat tahu karakter dia seperti apa, mending tonton langsung saja.


Duetnya dengan Ardina Rasti juga gue demen banget. Makanya gue masukin ke daftar film yang gue favoritkan. Bisa ditonton di Vidio dan Disney+ Hotstar. Tapi kalau mau nonton versi uncut directornya, mending ke Vidio saja. Lol.


rgrds/hl

Sexy, Free, Single and No Drama

Hari keenam. Minggu yang tidak terlalu cerah di Yogya, agak sumuk tapi bangun tidur dengan perasaan grateful. Why? Sebab bangun pagi dan bisa langsung berbagi sama yang tersayang.


Sebelum masuk ke tema #30dayswritingchallenge hari ini yakni ‘Single and Happy’, gue mau cerita sedikit kenapa pagi ini gue merasa blessed. Jadi, kemarin keponakan gue paling gede, si Kakak, habis jatuh di sekolahnya. Katanya dia pingsan dan berakhir dengan jatuh tersungkur gitu.


Makanya sekarang dia lagi ada di rumah nyokap, baru sore nanti balik ke asrama. Terus tadi dia minta gue untuk memberikannya duit buat beli brush pen. Katanya ada praktik karya senin besok.


Entah kenapa pas dengar dia bilang pengen minta sesuatu ke gue, ada perasaan haru dan senang. Karena kebetulan lagi ada duit lebih juga, jadi gue langsung menyanggupi. Jadi itulah alasan kenapa pagi ini gue merasa senang dan berenergi.


Sexy, Free, Single and No Drama


Sexy, Free, Single and No Drama

Sekarang mari lanjut ke topik utamanya yaitu Single and Happy. Tapi masalahnya sudah hampir tiga tahun ini gue tidak single tapi semakin happy. Gimana dong? Haha. Mungkin gue ceritain aja pengalaman saat masih single kali, ya.


Gue menghabiskan umur 20-an menjadi single dan tidak begitu happy. Bukan karena status singlenya, tapi karena struggling yang terjadi di hidup gue. Ada banyak hal yang terjadi, quarter life crisis yang berlangsung dan lainnya. 


Mungkin saat memasuki usia 23-25an gue baru bisa merasakan enjoy dengan kesendirian. Gue enjoy nonton sendiri, makan sendiri dan jalan-jalan sendiri. Ya, meski jujur saja ada di beberapa momen gue merasa ‘ngenes’ karena masih suka dengerin apa cibiran orang. Tapi lambat laun, gue jadi lebih berterima dan menikmati itu semua. 


Genap di usia 27-an gue memiliki hubungan yang serius dengan seseorang selama setahun. Meskipun berawal baik dan tidak berakhir baik (sebab Gemini bangsat satu itu malah gaslighting alias ngilang begitu saja tanpa mengatakan apa-apa), tapi gue mendapatkan sederet pelajaran dari hubungan beracun tersebut.


Kalau bisa menarik mundur waktu, maka gue ingin mengatakan pada gue di usia 26-27 an itu untuk mensyukuri keadaan diri. Bahwa tidak apa-apa kok, meski tidak memiliki seseorang untuk diajak berbagi. Karena kondisi tersebut bukanlah yang terburuk.


Mau tahu apa yang terburuk?


Saat membuat diri sendiri tidak bahagia dengan memaksakan kebersamaan dengan orang yang terpaksa bersama kita. Harap diingat dengan baik kalimat tadi agar kita tidak sembarangan menjadi manusia tuna asmara yang haus romansa.


Justru sebaiknya bergembiralah saat menjadi single. Mengapa? Sebab kita memiliki banyak kesempatan buat upgrade kualitas diri. Dari yang cuek sama penampilan, mungkin bisa perbanyak pengetahuan untuk tampil lebih baik.


Atau mungkin kamu yang sering menjalani hubungan dengan orang-orang yang salah, bisa mulai introspeksi diri. Siapa tahu barangkali sebenarnya kamu sudah melihat atau merasakan tanda-tanda ketidakberesan dari calon pasangan, tapi karena kamu tidak ingin dinyinyiri orang dengan status single kamu, makanya kamu menutup mata dan berterima saja.


Gue sudah cukup mengenal tuh drama-drama yang biasanya menimpa teman-teman perempuan gue yang kerap terjebak dengan lelaki kualitas rendah ini. Yang nilai dan kualitasnya tidak seberapa tapi tingkah dan kelakuannya ada-ada saja bahkan sampai bikin sakit kepala.


Girls, nggak apa-apa lho jadi single. Sendiri tidak selalu menandakan kalau kamu kesepian, sengsara atau merasa menderita. Seperti yang gue bilang di atas, mungkin masa sendiri itu bisa bikin kamu mulai upgrade kualitas diri.


Hal itu jauh lebih baik bukan ketimbang share status galau atau kutipan motivasi seolah menandakan diri sekuat beton padahal kamu masih meratapi status sendirimu.


So, sendiri bukanlah bencana. Single bukanlah petaka. Single juga bukan aib. Pilihan untuk membuat lo dipandang seperti apa atau menjadi apa kan ada di diri lo sendiri. Pesan gue, jangan biarkan orang lain punya kendali lebih banyak terhadap diri lo, ya. 


Peluk erat. 


rgrds/hl


About My Parents

Masih melanjutkan #30dayswritingchallenge kali ini gue ditantang buat bahas soal orangtua. Jujur saja gue agak kurang suka kalau disuruh bahas soal mereka. Bukan karena gue mau sok misterius atau gimana.


Cuma ada beberapa hal yang memang mau nggak mau bikin gue inget hal yang nggak enak. Tapi karena ini challenge yang mesti gue jawab, baiklah, mari kita bahas lebih lanjut soal kedua orangtua gue.


About My Parents


Medio Yogyakarta, 2 Agustus 2011


Gue adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Gue punya kakak perempuan yang sudah menikah dan adik gue mungkin juga akan menikah dalam waktu dekat. Gue juga nggak tahu pasti. 


Bokap nyokap sudah pisah dari gue kelas tiga SMP. Jadi, hal-hal mengenai kebersamaan mereka yang paling indah dan intim mungkin terjadi saat gue masih kecil sampai SD. Mungkin. Gue juga nggak bisa ingat dengan pasti.


Bokap adalah seorang laki-laki yang punya kecerdasan yang lumayan. Ingatannya luar biasa. Makanya waktu gue kecil, gue lebih seneng belajar bareng bokap. Segala jenis pertanyaan yang gue ajukan, bisa bokap jawab. 


Sementara nyokap adalah seorang ibu rumah tangga yang bisa ngehandel semua kerjaan di rumah sendiri (meski kadang ngeluh ini itu) dan pinter banget masak. Beberapa masakan yang dibuatnya pasti gue suka dan selalu gue habisin.


Kepiawaian masak nyokap jadi tolok ukur bokap buat ngajarin dua anak perempuannya buat memiliki skill yang sama. Di artikel sebelumnya gue pernah bilang kalau budaya patriarki di keluarga gue masih mengakar.


Jadi bagi bokap, kalau gue bisa menjadi ‘pelayan’ yang baik untuk suami di masa depan, maka hidup kami sebagai istri akan terjamin. Cuma semakin gede gue semakin tahu bahwa dogma tersebut kurang tepat dan gue nggak bisa hidup seperti itu.


Saat usia gue 20 tahun gue mulai berani merantau sendiri keluar kota. Mungkin gue satu-satunya anak di keluarga gue yang bisa bertahan lama saat jauh dari rumah. Itu juga lah yang bikin bokap selalu percaya gue bisa jaga diri dan nggak perlu dikhawatirkan.


Padahal kenyataannya, kadang gue juga kangen buat ditanya soal apa yang gue kerjain atau apa yang lagi gue takutin. Tapi gue udah lupa, kapan terakhir gue dan bokap ngobrol dengan proper layaknya anak dan bapak.


Nyokap adalah orang yang suka ngomong dan cerita. Mungkin sifatnya satu ini banyak nurun ke gue. Kalau bokap punya ingatan kuat soal yang berhubungan sama ilmu atau wawasan, maka nyokap masih ingat masa kecil dia dulu saat hidup sama Nenek Canggah gue. 


Gue punya memori masa kecil yang nyenengin dan sebaliknya juga, mungkin sama seperti anak kecil lainnya. Hanya saja, memori yang nggak nyenenginnya ternyata tertancap dalam dalam alam bawah sadar. Cuma sampai sekarang, gue lagi coba buat menaklukkannya dengan mengingat hal-hal baik tentang mereka. 


Sudah lama banget gue nggak denger suara bokap atau dengar kabar tentang dia. Ingin telepon pun seringkali jadi usaha yang percuma. Sedangkan nyokap juga kayaknya belum bisa paham betul tentang apa yang dirasain sama anak keduanya. 


Maka, jika ini adalah jarak yang tanpa sadar kami buat agar berhenti untuk saling menyakiti, semoga memang sebuah keputusan yang baik. Dan sebagai anak, gue hanya bisa berharap dan berdoa mereka baik-baik saja dan selalu sehat. Aamiin. 


rgrds/hl

Daftar Tempat yang Pengin Dikunjungi

Masih melanjutkan dari rangkaian #30dayswritingchallenge hari keempat, tema yang diangkat adalah ‘Places you want to visit’. Jadi, di artikel kali ini gue akan membagikan beberapa tempat yang pengin gue masukkan ke wishlist gue. Siapa tahu semesta mengaminkan, kan?! Hihi.


Daftar Tempat yang Pengin Dikunjungi Sebelum Mati


1. Pulau Lombok



Tempat pertama dari rangkaian daftar tempat yang pengin dikunjungi sebelum mati adalah Lombok. Entah kenapa dibandingkan dengan Bali, gue jauh lebih tertarik untuk melancong ke sana.


Menurut informasi yang gue baca, Lombok merupakan destinasi wisata halal terbaik. Mungkin karena mayoritas penduduknya beragama Islam juga, makanya nggak sulit menemukan makanan halal di sana. 


Alasan gue kenapa gue pengin ke Lombok juga karena di sana ada gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dan juga puncak terindah yang dulu pernah banget pengin gue daki. Yup! Gunung Rinjani.


Meskipun entah sekarang gue masih bisa mencoba pendakian atau nggak, tapi mimpi mendaki Rinjani dengan seseorang yang spesial di hidup kita, nggak ada salahnya kan?!


Terakhir, alasan gue pengin ke Lombok adalah deretan kuliner pedasnya yang pengin gue coba sendiri. Meskipun di kota gue sekarang nggak sulit menemukan makanan khas Lombok kayak Ayam Taliwang, Plecing Kangkung bahkan Nasi Balap Puyung, tapi pasti ada sensasi berbeda saat makan di tempat asalnya.


2. Raja Ampat, Papua Barat



Destinasi berikutnya yang pengin gue kunjungi sebelum mati adalah Raja Ampat. Siapa juga kan yang nggak ngiler datang ke tempat seeksotis ini? So, gue masukin deh ke daftar tempat impian gue. 


Menurut beberapa sumber yang gue dapat, ada beberapa hal menarik yang membuat Raja Ampat diminati banyak pelancong di seluruh dunia. Pertama, karena tempat tersebut merupakan satu dari sepuluh spot selam paling populer di dunia lho. 


Jadi di Raja Ampat ada beberapa spot selam populer yang sering dikunjungi para penyelam. Misalnya saja Manta Point, Mike’s Point, Sardine Reef, Shark Point, Cape Kri hingga Chicken Reef. Selain itu para pengunjung yang pengin menyelam bisa langsung berinteraksi dengan sejumlah biota laut yang paling beragam di dunia. 


Para penyelam bisa menyaksikan sendiri Papuan Epaulette, hiu karpet Wobbegong Shark, kuda laut jenis pygmy sebesar ruas kelingking sampai ikan besar dengan bentang sayap sepanjang lima meter di sana. Makanya nggak heran kalau Raja Ampat juga mendapat julukan sebagai Hutan Amazon di dasar laut. 


3. Jepang



Tempat berikutnya yang pengin gue kunjungi sebelum mati adalah Jepang. Kenapa? Karena gue pengin nyobain makan sushi buatannya Jiro Ono langsung di kedainya yang terkenal susah banget buat reservasinya itu. 


Semenjak nonton dokumenternya berjudul Jiro Dreams of Sushi, gue jadi sangat menyukai sushi dan pengin nyoba makan sushi buatannya blio. Meskipun konon harga satu kali makan di sana sampai lima jutaan (belum ongkos dan akomodasi ke sana), tapi namanya wishlist siapa tahu kesampean kan?!


4. Korea Selatan



Berikutnya dari daftar tempat yang ingin gue kunjungi sebelum mati adalah Korea Selatan. Alasan pengin ke Korea Selatan? Pengin nyobain nongkrong di kedai, minum soju, makan jjampong/jajangmyeon/ramyun/kek drama-drama itu.


Terus hal lain yang pengin gue lakuin adalah tentu saja ke Namsan Tower buat taro gembok pasangan di sana. Haha, shallow banget ya?! Tapi nggak cuma itu saja. Gue juga pengin ke Itaewon (gara-gara Itaewon Class), Pulau Jeju dan beberapa tempat keren lainnya di sana.


5. Turki



Alasan utama gue pengin ke Turki adalah pengin ke kota Cappadocia, karena rasanya gue pengin naik balon udara sambil menikmati pemandangan. Sungguh alasan-alasan yang terdengar biasa saja, ya. Setidaknya gue bisa mengabadikan gambar-gambar indah saat di atas. 


Cappadocia masuk dalam daftar World Heritage UNESCO. Hal menarik dari situs ini adalah bentuk permukaan atap-atap rumah yang menyerupai jamur, atau kerucut yang disebut dengan fairy chimney.


Tapi tentu saja bukan hanya Cappadocia yang menarik di Turki. Masjid Biru Sultan Ahmed Istanbul, Hagia Sophia, Whirling Dervishes dan masih banyak hal lainnya yang bikin Turki jadi negara eksotis di mata gue dan pengin gue kunjungi. 


6. London 



Tempat terakhir adalah London. Kalau ini bukan murni mimpi gue, sih. Tapi keinginannya mas pacar. Jadi doi itu kan penggemar Tottenham Hotspur, jadi dia pengin ke London buat ke Stadion Tottenham Hotspur tersebut.


Karena gue nggak ingin di sana dia kesepian kemudian laper mata, makanya harus gue temenin dong. Lol. Jadi alasan ke London ya karena mau temenin doi aja. 


rgrds/hl


A Memory, The Best Thing I Ever Did #30DaysWritingChallenge


Sebuah memori yang gue inget saat gue memutuskan untuk menulis adalah penolakan. Yes, penolakan yang datangnya dari lingkup keluarga gue sendiri. Ketika seharusnya orang-orang ini jadi support system terbesar dan terkuat, justru menjadi obstacle yang tidak dikalahkan. Namun, untuk pertama kalinya, gue ingin memutuskan sesuatu untuk hidup gue sendiri. 


Maka, langkah pertama yang bisa gue lakukan saat itu adalah mengemas pakaian dan pergi ke Jakarta, sendirian, untuk pertama kali.


A Memory, The Best Thing I Ever Did #30DaysWritingChallenge


Langkah pertama yang kecil, berisiko dan cukup gambling tersebut gue jalani dengan sepenuh hati. Bukan karena gue nggak suka tinggal bareng keluarga, tapi gue rasa gue harus mewujudkan apa yang memang benar-benar gue inginkan. Gue kemudian memutuskan. Gue harus berani untuk buat perubahan dalam hidup gue sendiri.


1. Layaknya lagi belajar jalan, di satu dua langkah tentu saja akan merasakan yang namanya terjatuh



Saat itu gue melihat sebuah peluang di depan mata. Gue percaya bahwa itu adalah tiket gue untuk semakin dekat dengan impian gue selama ini. Apalagi kalau bukan jadi penulis. The real writer, yang bukunya bisa ditemui di toko buku. Begitu pikir gue kala itu.


Meskipun tentu saja kenyataan tidak selalu sejalan dengan apa yang kita inginkan atau rencanakan. Sebab setelah kedatangan ke Jakarta yang pertama, begitu banyak hal yang bikin gue rasanya pengin berhenti aja. Dan memang gue sempat berhenti untuk beberapa lama.


Gue sempat menjalani profesi lain juga yang tidak ada hubungannya dengan nulis sama sekali. Tapi gue merasa keadaan gue terdesak akan kebutuhan dapur saat itu justru bikin gue berpikir dewasa. Gue terima tawaran seorang teman yang memerlukan seorang junior chef.


2. Kebutuhan dapur memaksa harus hidup dan hadapi kenyataan



Yes, i’m a cook too. Dari kecil gue selalu ingin bisa masak. Kenapa? Karena kakak gue bisa masak. Jujur aja di keluarga gue budaya patriarki mengakar mendaging sebenarnya. Saat itu tentu saja gue masih meyakini bahwa tugas perempuan itu kalau nggak di dapur ya di kasur. 


Untuk urusan mencari nafkah dan mendirikan rumah tangga, ya tugas lelaki sebagai kepala keluarga. Maka ketika ngeliat kakak gue pandai masak dan selalu dipuja-puji sana-sini dan mendapat predikat ‘the best wife material’ yang bakal disayang suami dan mertua nanti, gue nggak pengin ketinggalan dong.


Cuma mungkin, nyokap gue bukanlah ‘guru’ yang baik. Jadi selama gue ngekor doi ke dapur, tugas yang gue terima cuma cuciin sayur, kupas bawang, potong semat bambu kalau mau masak pepes sama nungguin minyaknya dan panas atau belum.


Sampai akhirnya gue menyerah untuk berkompetisi karena gue tidak mendapat kesempatan belajar dari orang yang seharusnya memberikan itu. Sampai kemudian gue kerja di salah satu cafe resto tersebut dan belajar banyak hal soal masak dan dapur dari head chef gue yang bernama Pak Toto. 


Halo, Pak Toto. Nana kangen becandaan bapak kalau lagi bikin saus pasta atau prepare daging steak. Candaan khas bapak-bapak gitu. Sarat pengalaman, agak jorok tapi membangun. Semoga bapak dan keluarga senantiasa sehat, ya.


3. Kembali meniti mimpi setelah sebelumnya dipatahkan 



Di tahun 2013 gue seakan kembali dapet kesempatan untuk menjalani mimpi gue sebagai penulis yang bekerja di/untuk sebuah penerbitan di mana mereka siap menerima naskah tulisan gue.


Ya, mimpi gue terwujud. Meskipun tidak lama. Meskipun tidak semanis yang gue bayangkan tentunya.


Di kantor penerbitan tersebut gue ketemu orang-orang luar biasa yang kasih gue masukan dan insight luar biasa soal penulisan, relationship dan hidup mungkin. Terimakasih juga buat Mas Arief, chief editor yang paling rewel buat bikin karya jadi bagus. Lambat laun gue paham sih maksud dari semua masukan dan nasihat-nasihatnya.


Selain itu gue juga jadi punya banyak teman dan sahabat dari latar belakang yang istimewa. Gue dapet kost di mana almarhumah ibu kostnya baiknya nggak ketulungan. Meski sempat bongkar pasang mbak yang jaga rumah, tapi semuanya selalu baik dalam bantu dan ngerawat selama gue di sana.


4. Hal paling luar biasa yang pernah gue lakuin



Meski ada banyak belokan, tanjakan bahkan turunan curam yang terjadi di hidup gue, nyatanya menulis membantu banyak hal dalam hidup gue. Menemukan cinta, menjalin cinta sampai kehilangan cinta. Melepaskan, mengikhlaskan serta menerima.


Gue nggak kebayang jika malam itu gue nggak nekat untuk keluar dari rumah kakak gue dan denger suara hati kecil gue untuk pertama kali. Apakah gue bisa seperti sekarang? Atau gue akan ketemu orang-orang yang bikin hidup gue jadi punya warna dan arti baru yang nggak kalah bermakna. 


Gue bersyukur karena saat itu gue denger hati kecil gue dan siap dengan segala konsekuensi maupun risiko terburuknya.


Dulu gue cuma meyakini, jika tidak ada lagi hal yang tersisa dari diri gue yang bisa diperjuangkan, apa gunanya hidup? Karena gue masih hidup, maka gue harus memperjuangkan hal itu sampai akhir. 


Memori terindah gue yang bisa gue bilang adalah ketika gue menulis dengan seluruh perhatian dan konsentrasi, kemudian ada yang merasa apa yang gue tuliskan di sana membantu mereka. It's really nice. 


rgrds/hl


ps: rules #30dayswritingchallenge bisa dilihat di link ini.